"berapa semalam?" sebuah pesan masuk ke aplikasi whatsapp ku. Itu adalah pesan dari salah seorang pelanggan yang ingin memakai jasaku.
"sepuluh juta.." balasku singkat.
"servis nya di jamin gak?" balas orang itu lagi.
"pastinya. Tapi kalau gak percaya lebih baik tidak usah.." balasku cepat.
Aku memang sedikit berlagak sok jual mahal, padahal saat ini aku sangat membutuhkan uang.
Penyakit ibu semakin parah dan ia harus segera di operasi. Untuk sementara Ibu harus melakukan cuci darah dua kali seminggu, dan hal itu membutuhkan uang yang sangat banyak.
Aku memang harus lebih rutin menerima pelanggan, agar uang yang aku butuhkan bisa terkumpul dengan cepat.
"kamu lagi chatting sama siapa sih, Zal?" tanya Andi, teman kampusku, sesaat membuatku harus melupakan pembicaraanku dengan calon pelanggan tersebut.
"adikku, Ndi. Katanya obat Ibu habis lagi. Jadi sehabis kuliah nanti aku akan pulang duluan.." balasku berbohong.
Andi memang tidak tahu, apa pekerjaanku sebenarnya. Selama ini aku hanya cerita kalau aku bekerja separoh waktu di sebuah kafe.
Andi tahu keadaan Ibu, dan ia juga tahu kalau aku sedang membutuhkan uang saat ini.
Tapi ia tidak tahu, jalan apa yang aku tempuh untuk mengumpulkan uang.
Tidak ada seorang pun yang tahu.
"oke.." sebuah pesan masuk lagi.
Aku membalas dengan cepat dan meminta alamat yang harus aku tuju nantinya, untuk bisa bertemu pelangganku.
Setelah menerima alamat yang di kirimkan calon pelanggan ku itu, aku segera mengajak Andi untuk masuk ke kelas.
Ini adalah kisah kedua ku menjadi cowok BO.
Bagaimanakah kisah ku kali ini?
Simak video ini sampai selesai..
Dan jangan lupa bagi yang baru mampir, untuk subscribe channel ini dan klik tanda lonceng, untuk menyaksikan video-video menarik lainnya.
Terima kasih udah mampir, terima kasih juga udah subscribe, udah like, udah share and udah komen.
Terkhusus untuk subscriber setia saya, terima kasih atas segala dukungan, motivasi, saran dan masukannya.
Jangan lupa untuk berlangganan dan bergabung dengan channel ini, untuk mendapatkan berbagai fitur-fitur istimewa dari kami, diantaranya mendapatkan video eksklusif dan juga nomor whatsapp admin.
Klik tombol gabung atau bisa juga dengan klik link di deskripsi video ini.
Terima kasih dan selamat menikmati, semoga terhibur.
Salam sayang untuk kalian semua..
*****
Aku memasuki sebuah hotel sesuai dengan alamat yang di kirimkan oleh pelangganku tadi.
Sesampai di dalam hotel, aku langsung menuju kamar tempat pelangganku telah menunggu.
Sesampai di dalam kamar hotel, aku disambut oleh seorang laki-laki muda yang memiliki wajah yang lumayan tampan.
'syukurlah..' bathinku, setidaknya pelanggan kedua ku ini, tidak setua pelanggan pertamaku.
"saya boleh mandi dulu..?" tanyaku hati-hati saat aku sudah berada di dalam kamar tersebut.
Laki-laki muda itu tidak menjawab, ia hanya melemparkan sebuah handuk padaku.
Aku memang harus mandi, bau keringat akan membuat pelangganku merasa mual.
Aku harus tetap wangi dan berpenampilan menarik.
Sehabis mandi, aku pun mendekati pelanggan ku tadi, hanya dengan memakai handuk.
"gagah sih..." ucap laki-laki itu pelan.
"makasih, mas.." balasku merasa sedikit tersanjung.
"jangan panggil aku mas, aku tidak suka dipanggil mas.." suara laki-laki itu tiba-tiba kasar.
"oh, maaf," ucapku cepat, "lalu saya harus panggil apa?" tanyaku melanjutkan.
"panggil aku tuan muda.." jawab laki-laki itu dengan nada suara sedikit angkuh.
"baik... baiklah tuan muda, sekarang saya harus gimana?" tanyaku terasa sedikit kaku.
Sikap laki-laki yang lebih suka di panggil tuan muda itu, memang sedikit angkuh dan terkesan merendahkan.
Jauh berbeda dengan pelanggan pertamaku, yang lebih sering memujiku dan bersikap sangat lembut padaku.
"kamu tampan.." ucap tuan muda itu tiba-tiba.
Aku ingin segera mengucapkan terima kasih, namun tuan muda itu segera melanjutkan kalimatnya.
"tapi sayang murahan..." lanjutnya, yang membuatku merasa sangat tersinggung.
Tapi aku hanya diam. Sebagai seseorang yang dibayar, aku memang di haruskan untuk tidak membantah setiap kalimat dari pelangganku.
Tugas ku adalah memuaskan mereka dalam segala hal, termasuk cara mereka memandangku.
Karena kalau tidak, bayaranku tidak akan dilunasinya.
Uang sebesar lima juta memang sudah di transfer ke rekeningku, dan lima juta nya lagi, akan di transfer, setelah aku menyelesaikan tugasku dengan baik.
"kamu kenapa memilih untuk menjual diri?" tanya tuan muda dengan suara yang masih angkuh.
"karena saya butuh uang, tuan muda.." balasku.
"kamu butuh uang berapa? Sampai harus menjual diri segala?" tanya tuan muda lagi.
Aku pun menjelaskan dengan singkat dan jujur tentang masalah yang sedang aku hadapi saat ini.
Aku tidak berharap apa pun dengan menceritakan hal tersebut. Setidaknya aku memang harus menjawab pertanyaan tersebut, dan lagi pula tak ada salahnya aku untuk jujur dalam hal tersebut.
"jadi sebenarnya kamu bukan seorang gay?" tanya tuan muda kemudian setelah saya selesai bercerita.
Aku menggeleng ringan menjawab pertanyaan tersebut.
"kalau bukan gay, kenapa kamu gak jual dirinya sama tante-tante kaya aja?" tanya tuan muda lagi.
"aku sebenarnya gak berniat untuk jual diri, kok. Lebih tepatnya aku terjebak. Dan lagi apa bedanya, di BO laki-laki atau di BO perempuan, tujuan saya cuma satu, yaitu mendapatkan uang, bukan kepuasan." balasku diplomatis.
"oke. Saya setuju untuk yang itu. Tapi jelas ada perbedaan kan? Melakukan hal tersebut dengan perempuan dan melakukannya dengan laki-laki?" tuan muda berucap lagi.
"saya gak tahu, karena saya belum pernah merasakannya dengan perempuan. Lagi pula untuk mencari pelanggan perempuan akan lebih sulit, karena saingannya banyak. Sementara untuk mencari pelanggan laki-laki gay jauh lebih gampang, karena pria gay biasanya lebih suka laki-laki normal. Dan yang pasti, saingannya tidak begitu banyak..." jelasku panjang lebar.
"ternyata ... selain tampan dan gagah, kamu juga pintar ya.." ucap tuan muda lagi. Kali ini lebih lembut.
"saya termasuk 10 besar mahasiswa berprestasi di kampus.." balasku dengan sedikit menyombongkan diri. Aku gak mau di pandang terlalu rendah oleh orang yang mengaku tuan muda itu.
"lalu bagaimana pandanganmu dengan kaum gay itu sendiri?" tanya tuan muda lagi, ia seperti mencoba menguji intelektual ku.
"aku belum bisa menyimpulkan apa-apa sampai saat ini. Karena jujur saja, ini baru kedua kalinya aku di BO laki-laki gay. Namun menurutku tidak ada yang salah dalam hal tersebut. Hanya saja tidak mudah bagi orang-orang untuk menerima sesuatu yang memang dianggap tabu sejak dulu.." jawabku seadanya.
"apa kamu membenci kaum gay?" tanya tuan muda lagi.
"membenci sih tidak. Karena menurutku itu pilihan hidup. Dan saya yakin, tidak seorang pun dari kaum gay itu, ingin terlahir menjadi seorang gay. Tapi apa pun itu, jelas hal itu sebuah kesalahan, dan mereka punya kesempatan untuk berubah.." aku mencoba menjawab semampuku.
Karena memang aku tidak begitu paham tentang dunia gay. Aku dulunya justru tidak peduli akan hal tersebut, dan menganggapnya sesuatu yang menyimpang. Namun sekarang aku justru terjebak di dalamnya.
"setiap orang mungkin punya kesempatan untuk berubah, namun untuk mengubah sesuatu yang sifatnya mendasar seperti itu, butuh perjuangan lebih dan kadang butuh waktu yang lama. Hal itu jelas tidak mudah, dan banyak dari para kaum gay yang akhirnya memutuskan untuk menyerah dan menerima semua itu dengan lapang dada serta memilih untuk terus menjalaninya, meski pun bertentangan dengan hati nuraninya.." ucap tuan muda panjang lebar.
"apa tuan muda sendiri sudah pernah mencobanya?" tanyaku cukup berani.
"saya selalu mencobanya setiap saat. Tapi seperti yang saya katakan, bahwa hal itu tidak mudah. Dan saat ini pun saya masih dalam proses mencoba hal tersebut. Karena itu juga, saya tidak ingin bertemu dengan sembarang laki-laki. Untuk memenuhi hasrat saya yang menyimpang tersebut, saya lebih memilih untuk menyewa laki-laki seperti kamu. Agar saya tidak terikat dengan perasaan apa pun." jawab tuan muda dengan suara mulai terdengar lirih.
"itu karena tuan muda punya uang. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak punya? Apa mereka sanggup menahan hasrat mereka? Jika tidak, jelas mereka akan berusaha menemukan laki-laki gay lainnya, yang tentunya tidak membutuhkan uang. Mereka akan melakukan hal tersebut, dengan dasar suka sama suka.." balasku mencoba memahami pergulatan bathin para laki-laki gay tersebut.
"itu yang saya maksud. Tidak semua laki-laki gay, berhasil terlepas dari belenggu tersebut. Sebagian besar dari mereka justru memilih untuk tetap menjalaninya dan menikmatinya.." tuan muda membalas perkataanku dengan cepat.
Perbincangan kami malam itu memang cukup panjang, hingga jam hampir menunjukkan pukul dua belas malam.
Tuan muda juga telah memesan beberapa menuman dan makanan untuk kami nikmati sambil kami berbincang.
*****
"saya terlahir dari keluarga kaya. Papa ku seorang pengusaha sukses dan mama ku juga seorang wanita karir. Karena itu juga aku jadi sering merasa kesepian, karena mama dan papa terlalu sibuk di luar rumah..." ucap tuan muda melanjutkan perbincangan kami.
"sebagai anak tunggal dari orantua yang kaya raya, aku memang hampir punya segalanya. Tapi kehidupan yang mewah tidak benar-benar membuat aku bahagia.." lanjut tuan muda lagi, nada bicaranya pun sudah mulai melunak,sudah tidak angkuh lagi.
"aku selalu merasa kesepian. Meski pun aku punya banyak teman, namun aku merasa kehilangan kasih sayang dari kedua orangtua ku, sudah sejak aku kecil. Sejak kecil aku di besarkan oleh pengasuhku, yang membuatku seperti anak yang tidak di inginkan."
"kadang aku merasa benci dengan hidupku. Tapi setelah mendengar cerita kehidupan kamu tadi, aku merasa kalau aku mungkin jauh lebih beruntung, dalam beberapa hal. Namun hal itu tidak membuatku merasa lebih baik. Aku tetap saja merasa kesepian."
"karena itu aku butuh seseorang untuk tempat aku melampiaskan segala kesepianku. Namun sampai saat ini, aku belum pernah menemukan orang yang benar-benar tulus. Sebagian besar orang-orang mau berteman denganku, hanya karena aku anak orang kaya. Tidak ada yang tulus."
"untuk itu, aku lebih suka membayar orang, untuk bisa mengikuti semua keinginanku. Dengan dibayar, orang tidak akan berani menolak apa pun yang aku inginkan." cerita tuan muda panjang lebar.
"jadi... selain mendengarkan cerita tuan muda, apa yang tuan muda inginkan dariku?" tanyaku setelah beberapa saat kami terdiam.
"aku bayar kamu untuk melayaniku. Tapi aku ingin melakukannya sesuai dengan keinginanku. Dengan caraku." balas tuan muda terdengar santai.
"aku akan melakukan apa pun untuk tuan muda, selama hal itu bisa membuat tuan muda senang dan tentu saja selama tuan muda mau membayar saya..." ucapku.
"aku pasti bayar kamu, kok. Bahkan aku akan memberi tip yang besar, jika kamu benar-benar bisa membuatku merasa puas. Uang bukan masalah bagiku.." balas tuan muda.
"oke. Tapi seperti yang aku katakan, aku belum begitu berpengalaman dalam hal ini.." aku membalas, sambil mulai mendekati tuan muda.
"aku akan perlihatkan sebuah video, dan aku ingin kita melakukannya sesuai dengan semua adegan yang ada dalam video tersebut." ucap tuan muda, sambil ia mulai membuka handphone nya, untuk memutar video yang ia maksud.
Kami mulai menonton video itu berdua. Adegan dalam video tersebut, memang cukup sedikit ekstrim bagiku. Namun demi memenuhi keinginan dari tuan muda, aku pun mulai mengikuti adegan demi adegan yang ditayangkan dalam video tersebut.
Perlahan namun pasti, kami berdua pun larut dalam suasana setiap adegan yang ada dalam video itu.
Tidak ada satu gerakan pun yang kami lewati untuk mengikutinya. Tuan muda terlihat sangat senang melakukannya. Namun aku tetap saja merasa semua itu, terlalu berlebihan yang membuat aku harus berkali-kali memejamkan mata, menahan rasa jijikku.
Ada beberapa adegan, yang membuatku ingin muntah. Namun demi uang yang ingin aku dapatkan, aku harus menahan semua itu.
Dan akhirnya malam itu, setelah perjuangan yang panjang dan sangat melelahkan, aku pun berhasil membuat tuan muda merasa happy ending.
****
Pagi nya, saat aku selesai mandi dan memakai pakaianku kembali, aku pun pamit kepada tuan muda, karena aku harus segera ke kampus.
Tuan muda pun mengucapkan terima kasih padaku, dan berjanji akan kembali menyewa ku, dalam waktu dekat ini. Tuan muda juga memberi tip yang sangat banyak padaku.
"terima kasih, ya. Kamu benar-benar hebat.." ucap tuan muda, saat aku mulai melangkah keluar.
Aku hanya mengangguk, sambil tersenyum membalas ucapan tersebut.
Aku melangkah dengan sedikit tergesa keluar dari hotel tersebut. Selain karena aku memang sudah terlambat untuk kuliah, aku juga takut ada orang yang akan mengenaliku di hotel tersebut.
Sesampai di luar, aku segera mencari taksi untuk pergi ke kampus secepatnya.
Dan begitulah kisahku di BO oleh laki-laki yang mengaku tuan muda.
Ada banyak perbedaan antara pelanggan kedua ku ini dengan pelanggan pertamaku.
Selain usia mereka yang terpaut jauh, mereka juga punya gaya bermain yang berbeda.
Namun terlepas dari semua itu, yang pasti aku selalu mendapatkan tip yang besar, dari kedua pelangganku tersebut.
Untuk selanjutnya aku siap di BO lagi oleh laki-laki selanjutnya.
Siapakah laki-laki selanjutnya yang akan menjadi pelanggan saya?
Bagaimana pula kisah ku dengan pelanggan ketiga ku nantinya?
Tetap simak kisahku di channel ini ya..
Terima kasih udah menyimak kisahku ini sampai selesai.
Salam sayang untuk kalian semua..
****
Bersambung ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar