Suami kakak ipar ku

Aku punya seorang kakak ipar yang cantik bernama Rani. Kak Rani punya seorang suami yang bernama mas Tino.

Kak Rani dan mas Tino sudah punya dua orang anak, satu perempuan dan satu lagi laki-laki.

Mereka keluarga yang berbahagia sebenarnya Dan bahkan aku sendiri merasa iri dengan keharmonisan rumah tangga mereka.

Kak Rani sudah berusia 32 tahun, sedangkan mas Tino sudah berusia 35 tahun.

Mereka juga merupakan pasangan serasi. Kak Rani wanita yang cantik dan seksi, sedangkan mas Tino pria yang tampan dan gagah.

Mas Tino seorang buruh di sebuah pabrik karet yang berada tak jauh dari desa tempat kami tinggal. Sedangkan kak Rani bekerja sebagai seorang guru honorer.

Kehidupan mereka secara ekonomi memang tidak terlalu mewah, namun mereka tetap terlihat bahagia.

Aku sendiri adalah seorang wanita yang sudah menikah sekitar tiga tahun yang lalu. Saat ini usia ku sudah dua puluh enam tahun.

Suami ku adalah adik bungsu dan satu-satunya dari kak Rani. Mereka memang cuma dua bersaudara.

Suami ku bernama Reno.

Mas Reno juga bekerja di pabrik karet bersama mas Tino. Kebetulan kami tinggal berdekatan. Rumah ku bersama mas Reno berdampingan dengan rumah kak Rani dan mas Tino.

Karena tanah tersebut merupakan warisan dari almarhum orang tua kak Rani dan mas Reno.

Mereka berdua memang mendapat jatah masing-masing sebidang tanah untuk membangun rumah.

Setelah kedua orangtua mereka meninggal, kak Rani dan mas Reno pun menjual rumah lama orangtua mereka, dan membagi uang hasil penjualan tersebut, kemudian mereka gunakan untuk membangun rumah di atas tanah warisan mereka.

Rumah kami masih berdinding papan, begitu juga rumah kak Rani dan mas Tino.

Meski pun sudah menikah selama tiga tahun, aku dan mas Reno belum memiliki anak. Karena itu, sebagai ibu rumah tangga biasa, aku sering merasa kesepian saat sendirian di rumah.

Hingga pada suatu pagi. Seperti biasa mas Reno sudah berangkat kerja. Aku menyibukkan diri dengan menyapu halaman rumah kami.

Saat tiba-tiba mas Tino datang ke rumah ku.

"mas Tino gak kerja?" tanyaku sedikit heran.

Aku dan mas Tino memang jarang sekali ngobrol. Selain karena kami tidak terlalu saling kenal, aku juga merasa sungkan untuk ngobrol dengan suami kakak iparku itu.

"aku lagi kurang enak badan, jadi gak masuk kerja hari ini." balas mas Tino.

Aku hanya mengangguk maklum, menanggapi penjelasan dari mas Tino barusan.

"kamu ada bikin sarapan?" tanya mas Tino kemudian.

"ada, mas. Mas Tino belum sarapan?" balas ku.

"tadi Rani dan anak-anak buru-buru pergi, jadi dia gak sempat bikin sarapan." jelas mas Tino.

Sekali lagi aku mengangguk maklum. Kemudian dengan perasaan tanpa curiga, aku mengajak mas Tino masuk ke dalam rumah kami.

Sesampai di dapur, aku segera mengambilkan sepiring nasi goreng untuk mas Tino.

Saat itulah tiba-tiba aku merasakan mas Tino memluk dari belkang.

"mas Tino mau apa?" tanya ku sedikit kaget.

"kamu seksi sekali. Aku jadi suka sama kamu. Selama ini aku sering memperhatikan kamu. Aku selalu mencari-cari kesempatan untuk bisa berdua bersama kamu.." ucap mas Tino lugas.

"tapi aku istri dari adik ipar mu loh, mas.." balas ku sedikit sengit.

"iya, gak apa-apa. Aku juga tahu. Kamu tak perlu mengingatkan ku akan hal itu. Tapi aku benar-benar menginginkan kamu." ucap mas Tino lagi.

"aku gak mau mengkhianati suami ku dan juga kak Rani, mas. Jadi sebelum mas Tino berbuat lebih jauh, sebaiknya mas Tino pergi aja sekarang atau..." kalimat ku terhenti, karena mas Tino sudah membkp mlut ku denga tangn kekarnya.

"kamu sudah menikah tiga tahun, tapi belum juga punya anak. Aku yakin, suamimu tidak bisa memberikn kmu kepusan. Jadi lebih baik kamu mencbanya bersama ku. Siapa tahu, nanti kmu bsa haml..." ucap mas Tino smbil terus membkap mlut ku.

Aku ingin melakukan sedikit perlawanan. Tapi justru aku tidak melakukan apa-apa. Entah mengapa aku lebih memilih untuk psrah.

Mungkin mas Tino benar. Aku memang tidak spenuhnya mersa pwas dngan suam ku. Selama ini mas Reno, belum prnah mmboatku mncpai klim4ks.

Suamiku selalu kalah perang dengan ku. Mungkin karena itu jga aku blum haml sampai sekarang.

Dan lagi pula mas Tino, adalah sosok laki-laki yang sempurna. Dia tampan dan gagah.

Aku tak bisa menolak pesonanya.

Dan aku tiddak ingin menjadi orng yg munafek, dengan berpura-pura merasa bahagia dengan pernikahan ku yang terasa hambar. Karena suamiku lutoy.

Sekarang ada mas Tino disini. Jujur, aku memang pernah memikirkan mas Tino, dalam khayalan paling lyar ku.

Tapi selama ini, aku tidak pernah berharap, kalau mas Tino akan menginginkan ku. Karena menurutku mas Tino adalah tipe laki-laki yang setia. Dan lagi pula selama ini mereka terlihat sangat bahagia. Dan juga kak Rani adalah sosok istri yang baik dan cantik.

Meihat aku yg sudh psrah, mas Tino pun membawa aku ke kmar.

Aku mengikuti dengan patuh, setiap keinginan mas Tino pagi itu.

Dan entah bagaimana caranya, mas Tino pun brhsil mmbwa ku berlyar pagi itu.

Sungguh, terasa berbeda bagiku. Mas Tino memang laki-laki yg hebat. Dia luar biasa. Jauh berbeda dri suami ku.

Untuk pertma kllinya aku dapt mraskan sebuah sensasi keindhan yang luar biasa. Sekarang aku bisa mrsakan mncpai klim4ks dri semua itu.

Dan tiba-tiba saja aku merasa jatuh cinta kepada mas Tino, suami kakak iparku yang gagah dan tampan itu.

Sejak saat itu pulalah, kami pun diam-diam menjalin hubungan. Kami selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, untuk kami bisa menghabiskan waktu berdua.

Dan beberapa bulan kemudian, aku pun hmil. Suami ku merasa senang mengetahui hal tersebut.

Setelah hampir empat tahun kami menikah, baru sekarang aku bisa hmil. Hal itu tentu saja membuat suami ku merasa bahagia.

Sementara hubungan ku dengan mas Tino, suami kakak iparku itu, mulai terasa ada jarak.

Aku memang sengaja menjaga jarak dari mas Tino. Aku tak ingin suami ku curiga. Dan lagi pula semenjak mengetahui kalau aku hamil, suami ku jadi semakin betah di rumah. Dia jarang sekali keluar rumah. Bahkan dia juga membantu setiap pekerjaan rumah. Mencuci, memasak atau sekedar menyapu rumah.

Mas Tino juga sepertinya sangat mengerti, karena itu dia juga tidak lagi berusaha untuk menemui ku.

Kehidupan kami pun berjalan seperti sedia kala. Meski ada sebuah rahasia yang terjadi di antara kami. Sebuah rahasia yang hanya kami berdua yang tahu.

Dan begitulah kisahku bersama suami kakak iparku yang gagah dan tampan itu.

Kisah yang tanpa awal dan tanpa akhir.

****

Selesai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Layanan

Translate