Bapak mertua ku adalah seorang laki-laki yang sudah berusia 55 tahun. Meski pun sudah cukup tua, namun bapak mertua ku masih terlihat gagah. Dia orangnya sangat enerjik.
Bapak mertua ku memang suka olahraga sejak ia muda. Ia selalu menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik.
Bapak mertua ku memang tinggal bersama kami. Karena istrinya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Sebenarnya bapak mertua ku punya tiga orang anak, namun kedua anaknya yang lain tinggal di kota lain, yang cukup jauh dari kota tempat kami tinggal.
Bapak mertua ku sudah tidak bekerja lagi, karena itu dia memilih untuk tinggal bersama kami. Selain karena suami ku adalah satu-satunya anak laki-lakinya. Bapak mertua ku memang lebih dekat dengan suami ku.
Suami ku sendiri adalah seorang laki-laki yang cukup tampan dan mapan. Kami menikah baru sekitar dua tahun yang lalu, kami juga sudah punya seorang putra.
Aku hanyalah seorang wanita biasa. Aku tidak bekerja, dan hanya menghabiskan waktu di rumah bersama anak ku.
Karena tinggal serumah, aku dan bapak mertua ku memang cukup dekat. Apa lagi hampir setiap hari kami menghabiskan waktu bersama di rumah.
Sementara suami ku sangat jarang berada di rumah, terutama saat ia mendapat tugas di luar kota.
Suami ku sering tidak pulang, kadang selama beberapa malam.
Hal itu cukup membuatku merasa kesepian. Sebagai wanita yang baru dua tahun menikah, rasanya aku masih selalu membutuhkan suami ku untuk selalu berada di rumah.
Beruntunglah kami sudah punya seorang putra. Hal itu cukup menghiburku.
Hingga pada suatu malam. Seperti biasa setelah menidurkan anak ku, aku pun mencoba menyibukkan diri dengan mencuci piring dan membersihkan dapur.
Saat itulah bapak mertua ku tiba-tiba menghampiri ku.
"ada apa pak?" tanya ku lembut.
"saya.. saya ingin mengatakan sesuatu sama kamu." jawab bapak mertua ku.
"mengatakan apa?" tanyaku heran.
"sebenarnya aku suka sama kamu, Dewi. Sudah lama aku memendam perasaan ini." balas bapak mertua ku.
Aku tentu saja merasa kaget mendengar hal tersebut. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap tenang.
"aku ini menantu mu loh, pak.." ucapku akhirnya.
"iya, aku tahu. Tapi.. aku sudah terlanjur suka sama kamu, Dewi. Apa lagi saat ini, aku sudah tidak punya istri, jadi aku sering merasa kesepian. Dan hanya saat bersama kamu lah, aku merasa nyaman dan tenang."
"tapi.. aku gak bisa, pak.." balas ku tegas.
"aku tahu kalau kamu juga sering merasa kesepian, kan, Dewi? Karena suami mu jarang berada di rumah."
"iya pak. Saya memang selalu merasa kesepian." balas ku jujur.
"kalau begitu, kenapa kita tidak saling mengisi aja?"
"maksud bapak apa?" tanya ku pura-pura tidak paham.
"maksud saya, bagaimana kalau kita menjalin hubungan yang lebih? Kan kita selalu hanya berdua di rumah.." balas bapak mertua ku.
Aku terdiam kembali.
Sejujurnya, aku sebenarnya juga menyukai bapak mertua ku. Apa lagi selama ini kami juga cukup dekat. Ia lelaki yang tampan dan juga selalu baik padaku. Meski pun sudah cukup berumur, namun bapak mertua ku masih terlihat gagah.
Aku tidak bisa memungkiri perasaan ku sendiri, kalau bapak mertua ku lebih perhatian padaku di banding dengan suami ku.
"baiklah, pak. Tapi.. kita harus bisa menjaga rahasia ini. Jangan sampai ada yang tahu, terutama oleh suami ku.." ucapku akhirnya.
***
Dan begitulah, sejak saat itu, aku dan bapak mertua ku pun menjalin hubungan spesial. Hubungan indah yang hanya kami berdua yang tahu. Kami punya banyak waktu untuk menikmati kebersamaan kami. Rasanya hal itu terasa indah bagi ku.
Sejak berpacaran dengan ku, bapak mertua ku jadi semakin perhatian padaku. Kasih sayangnya terasa lebih besar, di bandingkan kasih sayang suami ku padaku. Aku semakin sayang pada bapak mertua ku. Aku pun mulai merasa jatuh cinta padanya.
Perasaan ku pada bapak mertua ku, kian hari kian terasa dalam. Apa lagi ia benar-benar mampu membuat aku selalu merasa istimewa, pada setiap kebersamaan kami.
"aku sangat mencintai kamu, Dewi. Maukah kamu menikah dengan ku?" tanya ku bapak mertua ku suatu hari, saat kami kembali hanya berdua di rumah.
"jika aku menikah dengan bapak, lalu bagaimana dengan suami ku? Apa aku harus bercerai dengannya?" aku balas bertanya.
"iya, Dewi. Sebaiknya kamu bercerai saja dari suami mu itu. Biar kita bisa segera menikah."
"tapi aku gak punya alasan untuk minta cerai dari suami ku, pak. Pernikahan kami selama ini baik-baik saja."
"tapi.. apa kamu merasa bahagia dengan pernikahan kalian tersebut?"
"entahlah, pak. Aku bingung. Aku memang sangat mencintai bapak, tapi aku juga tidak ingin meninggalkan suami ku begitu saja. Apa lagi kami kan juga sudah punya anak."
"ya udah, terserah kamu aja, Dewi. Aku tidak akan memaksa kamu untuk memilih. Tapi, kalau kamu memang tidak bahagia, lebih baik kamu bercerai saja. Dari pada kita harus menjalin hubungan secara diam-diam seperti ini."
Bapak mertua ku benar. Kami tidak mungkin selamanya begini. Biar bagaimana pun aku memang harus segera membuat keputusan. Sebelum suami ku akhirnya mengetahui hubungan ku dengan bapak mertua ku.
****
Berbulan-bulan berlalu, aku dan bapak mertua ku masih terus menjalin hubungan. Sementara aku dan suami ku pun masih tetap baik-baik saja. Meski pun semakin lama suami ku semakin jarang pulang. Ia semakin sering bertugas keluar kota.
Namun lama kelamaan, aku pun akhirnya tahu, kalau suami ku ternyata diam-diam sudah menikah lagi, dengan salah seorang karyawan kantornya. Hal itu aku ketahui dari salah seorang temanku, yang pernah melihat suami ku berjalan berdua dengan wanita tersebut.
Aku pun berusaha untuk mempertanyakan hal tersebut pada suamiku. Dan diluar dugaan ku, suami ku pun mengakuinya. Ia tidak berusaha untuk menghindar sedikit pun.
Aku merasa kecewa mengetahui hal tersebut. Tidak aku sangka suami ku tega mengkhianati ku. Ia tega menikah lagi di belakang ku. Dan hal itu sudah terjadi selama lebih dari setahun yang lalu.
Aku pun akhirnya meminta cerai dari suami ku. Ia tentu saja dengan senang hati menceraikan ku. Meski terasa sakit, namun aku merasa sedikit lega. Setidaknya aku jadi punya alasan untuk berpisah dari suami ku. Dan aku jadi punya kesempatan untuk bisa menikah dengan bapak mertua ku.
Setelah bercerai dari suami ku, aku pun memutuskan untuk kembali ke kampung halaman ku. Aku sengaja pergi menjauh dari kota, agar aku bisa memulai hidupku yang baru.
Dan setelah beberapa bulan berpisah dari suami ku, aku dan mantan bapak mertua ku pun memutuskan untuk menikah. Kami memulai hidup baru di kampung. Kami tetap menikah secara diam-diam, tanpa sepengetahuan mantan suami ku.
Aku tidak ingin mantan suami ku menganggap, kalau aku menikah dengan bapaknya, hanya karena aku ingin balas dendam padanya. Karena sejujurnya, aku menikah dengan mantan bapak mertua ku tersebut, murni karena kami memang saling mencintai.
Dan begitulah kisah cinta dan kisah hidup ku yang rumit. Aku tidak tahu, bagian mana dari semua itu yang harus aku sesali. Tapi yang pasti, apa pun itu, ini adalah jalan takdir yang harus aku jalani dengan lapang dada.
Semoga saja pernikahan ku kali ini, adalah pernikahan ku yang terakhir. Semoga saja kami bisa hidup bahagia selamanya, meski kehidupan kami sangat sederhana. Semoga saja, pernikahan ku kali ini, tidak lagi mengalami kendala yang berarti.
Yah... semoga saja...
***
Why do i make money from casino games - WorkTomake Money
BalasHapusIt's not a very popular game. to win at a casino, it's one of งานออนไลน์ those games where you're sure you win, but in the end, you win if