Aku memanggilnya om Brata. Dan dia adalah ayah suami kedua ibu mertua ku.
Ibu mertua ku menikah dengan om Brata, karena suami pertamanya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Om Brata seorang laki-laki yang berparas cukup tampan dengan postur tubuh yang gagah. Usianya sudah 40 tahun, lima tahun lebih mudah dari ibu mertua ku.
Om Brata sebenarnya adalah seorang duda, yang sudah mempunyai dua orang anak. Dia bercerai dari istri pertamanya sudah lebih dari lima tahun. Kedua anaknya ikut bersama istri pertamanya, yang kabarnya juga sudah menikah dengan laki-laki lain.
Ibu mertua ku seorang wanita karir yang cukup sukses. Dia hanya memiliki seorang putra bernama mas Wisnu, yang merupakan suami ku.
Mas Wisnu sudah berusia 26 tahun, kami menikah baru sekitar setahun yang lalu. Sedangkan om Brata dan ibu mertuaku sudah menikah hampir tiga tahun.
Mas Wisnu suami ku itu, adalah seorang manager di perusahaan yang merupakan milik ibu mertua ku
Sebagai anak tunggal, mas Wisnu memang mendapatkan semua itu dengan mudah. Hidupnya sudah terbiasa mewah sejak kecil.
Aku sendiri hanyalah seorang wanita biasa. Dulu sebelum menikah dengan mas Wisnu, aku merupakan salah seorang karyawan yang bekerja di perusahaannya.
Saat ini aku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Dan aku juga sudah berusia 25 tahun.
Pernikahan ku dengan mas Wisnu, sebenarnya cukup bahagia. Semua kebutuhan ku terpenuhi dengan baik, terutama soal materi.
Namun mas Wisnu, karena kesibukannya, ia jadi jarang berada di rumah. Dan hal itu cukup membuat aku merasa kesepian. Apa lagi sampai saat ini, kami belum punya keturunan.
Meski pun demikian, aku mencoba menjadi istri yang baik untuk suamiku.
Tapi kenyataan yang terjadi, sungguh di luar dugaanku.
Suami ku ternyata selama ini telah mengkhianati ku. Aku mengetahui kalau mas Wisnu sedang menjalin hubungan dengan sekretaris barunya.
Mas Wisnu tak pernah mengakui hal itu. Dia justru memarahiku setiap kali aku mempertanyakan hal tersebut.
Aku mencoba menceritakan hal tersebut kepada ibu mertuaku. Tapi ibu mertuaku justru membela anaknya, dan mengatakan kalau aku tidak becus menjadi seorang istri.
Aku tahu, dari awal pernikahan kami, ibu mertua ku tidak pernah setuju. Dia sebenarnya tidak menyukai aku sebagai menantunya.
Dan tentu saja saat ini, dia sangat mendukung pilihan putranya yang memilih unutk berhubungan dengan sekrataris barunya itu.
Hal ini cukup membuat aku sangat kecewa. Aku ingin segera menuntut cerai dari suamiku.
Hingga pada suatu hari, om Brata, ayah tiri suami ku itu, tiba-tiba datang ke rumahku. Sendirian.
"ada apa om?" tanyaku, setelah mempersilahkannya masuk dan duduk di ruang tamu.
"gak ada apa-apa Dewi. Om hanya ingin sekedar mampir." balas om Brata.
"om turut prihatin mendengar tentang suami kamu itu Dewi." lanjutnya.
"Wisnu memang laki-laki yang bodoh. Ia rela mengkhianati istrinya yang cantik ini, hanya demi wanita murhan sekretarisnya itu." ucap om Brata lagi.
Aku hanya terdiam. Pasti ibu mertua ku sudah cerita tentang semua itu pada om Brata.
"padahal kamu sangat cantik Dewi. Kamu benar-benar seperti Dewi dari khayangan." om Brata berucap lagi.
"maksud om Brata apa, ngomong seperti itu?" tanyaku dengan kening berkerut.
"om suka sama kamu Dewi. Kamu sangat cantik. Kalau Wisnu bisa mengkhianati kamu, kenapa kamu hanya berdiam diri saja. Bukankah lebih baik, kalau kamu mencari laki-laki lain. Om siap menerima kamu Dewi." balas om Brata terdengar yakin.
"tapi... om Brata kan suami ibu mertua ku. Aku gak mungkin menjalin hubungan dengan ayah tiri suami ku sendiri." ucapku.
"apa salahnya? kalau kita memang saling suka." balas om Brata.
Om Brata memang laki-laki yang tampan, hidungnya mancung dengan rahanganya yang kokoh. Postur tubuhnya gagah dan kekar. Meski pun ia sudah berumur kepala empat.
Aku terlalu tertarik sebenarnya dengan om Brata. Tapi mengingat saat ini, aku merasa sakit hati dengan suami ku dan juga ibu mertua ku. Tak ada salahnya aku memanfaatkan om Brata untuk sekedar melepaskan rasa sakit hatiku saat ini.
Dan lagi pula, sejak aku mengetahui kalau suami ku selinguh, aku tidak pernah lagi tidur dengannya. Hal itu cukup membuat aku merasa kesepian.
Sekarang ada om Brata disini, dengan segala pesonanya.
Jadi untuk melepaskan rasa sakit hatiku pada suami dan ibu mertua ku, dan juga untuk menumpahkan segala kesepian ku, aku pun menyambut kedatangan om Brata.
Siang itu, aku dan om Brata pun b3rgmul dlam lautn kemsraan. Aku menyambut kedatang laki-laki gagah itu dengan pnuh g4irh.
Segala kespian ku selma ini, aku curhkan sepenuhnya pda om Brata.
Om Brata mmang lelaki yang luar biasa. Dia mmpu mmbuatku trbuayi dalm lautn pnuh cinta.
Hingga kmi mlakuknnya beberpa kali siang itu. Om Brata mmang gagh. Sungguh seorng laki-laki yang semmpurna.
Pendkian demi pendkian itu trus kmi lakukan brsama. Kmi benar-benar sperti sepsang keksih yang di mbuk asmra. Kmi tak ingin sling melpaskan. Kmi bnar-benar bersmbah kringat.
Dan aku merasa sangat bahagia dengan semua itu. Hal itu justru membuat aku jadi menyukai om Brata.
****
Sejak kejadian siang itu, aku dan om Brata pun jadi sering bertemu dan melakuakan hal itu lagi.
Hingga lama kelamaan aku pun terlena dengan hubunagn terlarang itu. Aku pun merasa telah jatuh cinta kepada om Brata.
Setelah cukup yakin dengan perasaan ku pada om Brata. Aku pun memutuskan untuk menuntut cerai dari suami ku.
Suami ku tentu saja sangat setuju dengan permintaan ku itu. Hingga kami pun resmi bercerai.
Sementara itu, aku terus menjalin hubungan diam-diam dengan om Brata.
Hingga akhirnya om Brata pun menceraikan istrinya yang merupakan mantan ibu mertua ku itu.
Dan beberapa bulan kemudian, aku dan om Brata pun menikah.
Kami memutuskan untuk pindah dari kota itu. Aku tak mau lagi bertemu mas Wisnu dan juga ibunya.
Aku merasa lega. Setidaknya rasa sakit hatiku terbalas, karena telah berhasil merebut om Brata dari mantan ibu mertua ku itu.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar