Namanya Arjun, dan dia adalah pacar pertama ku.
Meski pun Arjun bukan cinta pertama ku, namun aku sangat mencintainya.
Aku mengenal Arjun tak sengaja di sebuah mini market, saat kami sama-sama berbelanja di sana.
Arjun masih kuliah, semester lima. Ia tinggal sendiri di sebuah kamar kost. Arjun memang berasal dari kampung, namun ia adalah sosok pemuda yang gagah dan tampan.
Arjun merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Dua orang adiknya juga tinggal di kampung dan masih bersekolah.
Di kampus, Arjun cukup terkenal karena merupakan salah seorang aktivis yang cukup berpengaruh.
Selain itu, Arjun juga terkenal pintar dan kharismatik.
Aku jatuh cinta kepada Arjun dengan segala kelebihannya itu. Aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali berkenalan dengannya.
Aku dan Arjun memang kuliah di kampus yang sama. Hanya saja aku dua semester di bawah nya.
Aku kenal Arjun pada awal masa orientasi, lalu kemudian kami pun saling dekat.
Arjun yang selalu berusaha untuk mendekati ku, terutama saat di kampus.
Sampai akhirnya aku pun luluh dan menerima cinta Arjun yang ku rasakan begitu tulus.
Aku dan Arjun pun pacaran. Kami sering jalan bareng, nonton bareng, makan bareng dan juga melakukan banyak hal berdua.
Sampai pada suatu malam, Arjun mengajak aku ke kamar kost nya.
Aku memang belum pernah masuk ke kamar kost Arjun sebelumnya, namun karena aku merasa kalau Arjun sudah begitu dekat dengan ku, aku pun mencoba mengikuti keinginan Arjun kali ini.
Kamar kost itu memang cukup kecil. Di dalamnya hanya ada satu tempat tidur kecil dan sebuah lemari pakaian.
Aku dan Arjun duduk di tepi ranjang tidur kecil itu.
Tiba-tiba Arjun menggenggam tanganku, kemudian berkata.
"aku sangat mencintai kamu Jeni." ucapnya penuh perasaan.
"aku juga sangat mencintai kamu Arjun." balasku yakin.
Untuk selanjutnya Arjun pun mulai mendkatkan wjahnya. Aroma npas Arjun menyeruak di hdungku.
Aku memjamkan mata. Aku memang blum prnah brciuomn seumur hidupku.
Namun aku siap menjadikan Arjun sebgai laki-laki prtama yang mnciuomi ku.
Karena itu aku membiarkan saja Arjun mlakukannya padaku mlam itu.
Aku brgtar. Tbuh ku mngejang. Tapi hal itu ternyata sangat indah.
Aku mncoba mmblasnya dengan lmbut.
Bbir kmi pun mnyatu, sling lmat. Dan aku bgitu trkesan dengan smua itu.
Sungguh sebuah ciuomn prtama yang indah.
Tapi ternyata Arjun tidak cukup hanya sampai di situ. Tngan Arjun mulai mryap di bagian tbuh ku.
Gerkan Arjun smkin lama semkin liyr. Tapi aku hanya mmbiarknnya.
Hingga akhirnya kamipun tak bsa lagi mengendalikn diri. Dan hal itu pun terjadi.
Arjun brhsil mrenggt keprawnn ku malm itu. Wlau pun ada rasa penyesalan, namun aku mencoba mengikhlaskannya.
Toh aku juga sangat mencintai Arjun. Dan dia adalah pacar pertama ku.
****
Hari-hari selanjutnya aku dan Arjun semakin lengket. Kami semakin sering menghabiskan waktu berdua.
Bahkan hampir setiap malam minggu, aku selalu mnginap di tempat kost Arjun.
Kami semakin sering melakukan hal tersebut.
Sampai akhirnya aku pun hmil.
Mengetahui hal itu, Arjun pun mulai berubah. Saat aku meminta pertanggungjawabannya, ia justru selalu menghindar.
Hingga kemudian Arjun benar-benar menghilang. Dia tidak ada lagi di kost nya, dia tidak bisa lagi di hubungi. Dia tidak pernah lagi masuk kuliah.
Aku sudah bertanya-tanya kepada teman-temannya, namun tidak seorang pun yang tahu, dimana Arjun berada.
Aku mulai putus asa untuk mencari Arjun. Aku ingin mendatangi kampung halamannya. Namun tidak ada satu pun petunjuk tentang di mana sebenarnya kampung halaman Arjun.
Selama pacaran dengannya, aku memang tidak pernah membahas hal tersebut. Dan dari semua teman kampus Arjun, tidak ada seorang pun yang tahu, kampung asli lelaki pengecut tersebut.
Bahkan semua datanya di administrasi kampus juga tidak lengkap. Sepertinya Arjun memang sengaja melakukan hal tersebut.
Dia sengaja menghilangkan sebagian data nya tersebut. Dia benar-benar lari dari tanggung jawabnya.
Dia rela berhenti kuliah, demi menghindari tanggungjawabnya.
Karena sudah tidak bisa lagi menemukan Arjun, aku pun akhirnya hanya bisa pasrah.
Aku menceritakan semuanya kepada orangtua ku. Mereka tentu saja sangat marah padaku.
Namun sebagai orangtua, mereka tetap melakukan yang terbaik untukku.
Aku pun dinikahkan dengan seorang laki-laki yang tidak aku kenal. Laki-laki itu sengaja di bayar oleh papa ku, untuk bersedia menjadi suami ku.
Aku terpaksa menerimanya, karena aku memang tidak punya pilihan lain.
Aku tidak mungkin melahirkan anakku tanpa seorang suami. Dan untuk menyelamatkan harga diri keluarga kami, aku pun menerminya.
Meski pun laki-laki yang di jodohkan denganku, tidaklah terlalu jelek, namun untuk saat ini aku belum bisa mencintainya.
Aku hanya berharap, kelak beriring berjalannya waktu, aku bisa mencintainya.
Semoga.
****
Selesai..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar