Namaku Hardi. Aku sudah menikah dan sudah punya dua orang anak.
Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai seorang asisten manager. Kehidupan ku dan keluarga ku secara ekonomi memang sudah lebih dari cukup. Apa lagi istri ku juga membuka usaha jualan peralatan rumah tangga secara online.
Pernikahan ku sebenarnya baik-baik saja, tidak pernah ada masalah yang berarti dalam rumah tangga ku selama ini.
Namun perjalanan hidup adalah sebuah misteri. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya.
Berawal dari perkenalan ku dengan seorang gadis, sebut saja namanya Sari.
Sari adalah seorang kasir di sebuah mini market. Kami berkenalan karena aku memang sering berbelanja di mini market tempat sari bekerja.
Dari perkenalan singkat, saling tukar nomor handphone, lalu jadi sering chatingan.
Sari gadis yang cantik, ia masih cukup muda. Setidaknya usianya masih 22 tahun, seperti yang pernah ia katakan padaku.
Entah mengapa, setiap obrolan kami selalu nyambung satu sama lain. Sari juga sangat pengertian.
Dan soal status, Sari memang masih single. Aku juga sudah jujur padanya, kalau aku sudah menikah.
Tapi kami justru semakin dekat. Kami bahkan jadi sering jalan bareng, sekedar makan siang misalnya.
Sari ternyata seorang gadis perantau. Ia tinggal sendiri di kota ini, tepatnya di sebuah kamar kost.
Orangtua dan semua keluarganya berada di kampung yang cukup jauh dari kota. Sari merupakan anak sulung dari empat bersaudara.
Menurut cerita Sari, ia memang harus bekerja keras, karena penghasilan orangtua nya di kampung, tidaklah pernah mencukupi kehidupan mereka. Apa lagi ketiga adik Sari masih bersekolah. Tentu saja mereka butuh biaya yang cukup banyak.
Setiap bulan Sari harus mengirim sebagian besar dari gajinya ke kampung untuk membantu keuangan orangtuanya.
Sari memang selalu terbuka padaku, ia jadi semakin sering curhat padaku. Aku juga merasa senang menjadi orang yang bisa di percaya oleh sari untuk berbagi cerita hidupnya.
Sampai lama kelamaan, kami pun benar-benar dekat. Dan harus aku akui, kalau aku mulai merasa nyaman saat bersama Sari.
Perlahan namun pasti perasaan di antara kami pun kian berkembang, hingga akhirnya hubungan kami bukan lagi hanya sekedar teman cerita.
"aku sudah punya istri loh, Sar." ucapku berusaha mengingatkan Sari akan status ku.
"tapi aku sudah terlanjur suka sama bang Hardi." balas Sari.
"aku juga cinta sama kamu Sari." ucapku tulus.
Dan hari-hari selanjutnya, kami pun menjalin hubungan asmara secara diam-diam. Kami sering bertemu di waktu-waktu tertentu. Kami semakin sering menghabiskan waktu berdua.
Hingga pada suatu kesempatan, saat itu kami bertemu di kamar kost Sari. Entah siapa yang memulainya, kami pun melakukan hal yang tidak seharusnya kami lakukan. Hubungan kami sudah melampaui batas.
Semuanya terjadi begitu saja. Kami sama-sama menginginkannya. Sari juga mengikhlaskan hal itu terjadi. Dia dengan begitu rela, mempersembahkan mahkota nya yang paling berharga padaku. Dan aku menyambutnya dengan perasaan penuh kebahagiaan.
****
Setelah kejadian indah yang baru pertama kali kami lakukan tersebut, bukannya merasa menyesal, tapi justru kami semakin sering melakukannya. Kami benar-benar terbuai dengan cinta terlarang kami.
Mulanya semua berjalan dengan begitu lancar. Kami merasakan keindahan dalam hubungan cinta kami.
Namun pada akhirnya, kami pun harus menghadapi kenyataan pahit, saat Sari menyadari kalau ia telah hamil.
Menghadapi kenyataan itu, aku merasa mulai panik. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Sementara Sari terus menuntut aku untuk bertanggungjawab.
Aku coba membujuk Sari untuk menggugurkan kandungannya. Tapi Sari dengan tegas menolak.
Kami pun akhirnya jadi sering bertengkar. Karena Sari meminta ku untuk segera menikahinya, meski pun hanya sekedar nikah sirih. Karena ia tidak ingin anaknya lahir tanpa seorang ayah.
Tapi aku tidak mungkin menikahinya saat ini, karena aku tidak ingin merusak rumah tangga ku dengan istri dan anak-anak ku. Biar bagaimana pun keluarga ku rasanya jauh lebih penting untuk di pertahankan.
Dalam kebingungan ku, aku pun akhirnya meninggalkan Sari sendirian. Aku sengaja menghilang. Aku blokir nomor Sari dari ponsel ku, aku blokir semua nomor baru yang masuk ke handphone ku.
Aku tidak ingin bertanggungjawab atas perbuatan ku pada Sari, meski pun itu semua terjadi bukan karena kesalahan ku sendiri. Sari juga menginginkan hal tersebut.
Tapi aku tidak mungkin menikahinya walau dengan cara dan alasan apa pun.
Hampir sebulan aku tak pernah lagi bertemu dengan Sari. Aku benar-benar pergi darinya. Beruntunglah selama kami berhubungan, Sari tidak pernah tahu dimana alamat rumah atau pun kantor tempat aku bekerja.
Namun setelah sebulan, sebuah kabar pahit pun datang padaku. Di sebuah berita di sebutkan bahwa seorang karyawan mini market di temukan tewas bunuh diri di kamar kost nya. Dan orang itu ternyata adalah Sari.
Aku merasa terpukul mendengar kabar itu. Tak pernah aku sangka kalau Sari akan nekat melakukan hal tersebut.
Pihak berwajib pun kemudian melakukan penyelidikan atas kematian Sari. Dan ternyata sebelum melakukan tindakan nekat itu, Sari sudah menulis pesan di kamar kost nya. Pesannya itu ditujukan padaku.
Berdasarkan pesan tersebutlah, pihak berwajib pun berhasil menangkap ku.
Aku akhirnya harus menanggung akibat dari perbuatanku. Kini istri ku juga sudah tahu semua kisah ku bersama Sari. Karena untuk meringankan hukuman ku, aku memang harus menceritakan secara jujur tentang apa yang terjadi antara aku dan Sari.
Setelah melalui beberapa kali persidangan, aku pun akhirnya harus masuk bui. Aku memang harus menerima akibat dari perbuatanku. Aku yang tadinya tidak mau bertanggungjawab, saat ini aku tidak bisa lagi lari dari semua itu.
Mungkin memang lebih baik seperti ini. Karena memang pada akhirnya, sesuatu yang salah pasti akan mendapatkan pembalasannya.
Semoga hukuman yang aku terima ini, bisa memberikan pelajaran berharga bagiku, agar aku lebih berhati-hati lagi dalam melangkah. Dan semoga aku bisa menjadi orang yang lebih baik lagi ke depannya.
Ya semoga saja!
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar