Aku jatuh cinta kepada adik laki-laki ku yang gagah

Namaku Christian.

Aku punya seorang adik laki-laki yang bernama Arkhan, yang lebih suka dipanggil Khan.

Kami dua bersaudara.

Keluarga kami adalah orang yang terpandang. Kami keturunan bangsawan, yang mewarisi banyak perusahaan.

Kedua orangtua kami sangat otoriter dalam mengatur kehidupan kami.

Kami harus mengikuti semua aturan yang telah di tetapkan untuk kami sejak kami kecil.

Arkhan, adikku itu, adalah seorang yang suka memberontak.

Sejak kecil dia selalu suka melanggar setiap aturan dari kedua orangtua kami.

Wataknya itu sangat bertentangan dengan sifatku. Aku adalah anak yang penurut. Tidak pernah sekalipun aku berani melanggar aturan dari orangtua kami.

Karena aku itu aku tumbuh menjadi seorang yang hampir tidak punya prinsip, karena setiap tindakanku sudah ditentukan oleh orangtua kami.

Sementara Arkhan selalu berani memberontak, jika aturan itu tidak sesuai seperti yang dia inginkan.

Orangtua kami sudah sangat sering memberi hukuman kepada Arkhan, namun hal itu tidak membuat Arkhan jera. Justru tindakannya semakin menjadi-jadi. Arkhan tidak terkontrol.

Di usianya yang masih remaja dia sudah sering berurusan dengan polisi. Dan orangtua kami selalu membantu Arkhan, setiap kali dia mendapatkan masalah.

Hingga akhirnya kedua orangtua kami sudah tidak tahan dengan sikap dan perlawanan Arkhan, yang membuat mereka akhirnya mengusir Arkhan dari rumah.

Arkhan justru terlihat senang mendengar hal tersebut. Sepertinya dia sangat menginginkan kebebasan. Dan pergi dari rumah adalah jalan baginya untuk mendapatkan kebebasan.

Setelah Arkhan pergi, orangtua kami sengaja untuk tidak berusaha mencari Arkhan. Mereka ingin memberi pelajaran kepada Arkhan.

Namun mereka selalu memantau keberadaan Arkhan. Dimana Arkhan tinggal, apa yang dilakukannya, dan dengan siapa dia bergaul. Semua itu selalu menjadi perhatian orangtua ku secara diam-diam.

Aku juga sebenarnya selalu memantau keadaan Arkhan diam-diam. Biar bagaimana pun, Arkhan adalah adikku satu-satunya.

Aku tidak ingin kehilangan dia. Aku menyayanginya, dan bahkan mungkin lebih dari itu.

Aku mengagumi sosok Arkhan. Dia tumbuh menjadi remaja yang berani mengungkapkan pendapatnya.

Arkhan juga tumbuh menjadi seseorang yang memiliki wajah yang tampan, postur tubuhnya juga sangat atletis. Aku menyukainya.

Hingga setelah beberapa bulan Arkhan pergi dari rumah, aku pun coba menemuinya.

Aku berusaha membujuk Arkhan untuk pulang, tapi dia bersikeras untuk tetap berada di jalanan, untuk menikmati kebebasan hidupnya.

Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain tetap memantau keberadaannya.

****

Beberapa tahun berlalu, Arkhan tetap tidak pernah kembali. Aku sempat kehilangan jejaknya, karena sepertinya Arkhan memang sengaja menghindariku.

Namun aku tetap berusaha untuk bisa menemukannya kembali.

Hingga suatu saat, orangtuaku pun menceritakan sebuah kisah yang membuatku cukup terhenyak.

Yah, akhirnya aku tahu kalau aku hanyalah anak angkat dari orangtua kami.

Aku diangkat jadi anak oleh mereka, ketika aku masih berusia tiga tahun. Saat itu, mereka sudah menikah lima tahun lebih, namun belum juga dikaruniai anak.

Karena itu mereka memutuskan untuk mengadopsiku, dari sebuah rumah panti asuhan.

Dan setelah aku hidup bersama mereka kurang lebih lima tahun, saat itu usiaku sudah delapan tahun, tiba-tiba mama angkatku pun hamil, dan kemudian melahirkan seorang Arkhan.

Meski pun telah mendapatkan anak kandung mereka sendiri, kasih sayang mereka kepada ku tidak berubah sama sekali. Mereka tetap menyayangiku, sebagaimana sebelum Arkhan lahir.

Mereka tidak pernah membedakan antara aku dan Arkhan. Dan bahkan setelah mereka melihat perkembangan Arkhan, mereka justru semakin menaruh harapan padaku.

Mereka sangat berharap, aku bisa menjadi pewaris dari perusahaan-perusahaan keluarga yang memang diwariskan secara turun temurun.

Karena bagi mereka, aku lebih layak untuk mendapatkan semua itu. Apa lagi aku memang tumbuh sebagai seorang anak yang pintar. Aku selalu juara kelas sejak kecil.

Semua hal itu diceritakan oleh kedua orangtuaku padaku.

Dan mereka sangat berharap, agar aku bisa membawa Arkhan kembali ke rumah.

Untuk itulah, aku pun akhirnya menemui Arkhan.

"dari mana kamu tahu, kalau aku disini?" tanya Arkhan memulai pembicaraan.

"aku selalu tahu, dimana kamu berada Arkhan. Aku selalu memperhatikanmu dari kejauhan. Selain karena itu adalah permintaan orangtua kita, aku juga ingin melakukannya." balasku tegas.

"kenapa?" tanya Arkhan lagi.

"karena kamu adalah bagian dari keluarga kita Arkhan. Orangtua kita sangat menyayangimu." jawabku ringan.

Arkhan sekarang sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah. Dia juga sudah terlihat mulai dewasa. Usia Arkhan sekarang sudah 18 tahun.

Sementara aku sendiri sudah berusia 26 tahun, dan aku sudah menyelesaikan kuliah S1 ku. Sekarang aku sedang belajar untuk mengelola perusahaan dari papa.

"mereka tak benar-benar menyayangiku, Chris. Mereka hanya menyayangi kamu. Kamu adalah anak kebanggan mereka. Kamu anak yang baik dan penurut, sementara aku hanyalah seorang pecundang.." suara Arkhan bergetar.

"kamu salah Arkhan. Orangtua kita sangat menyayangimu, karena.... karena sebenarnya kamu adalah anak mereka satu-satunya..." ucapku sedikit terbata.

"maksud kamu?" tanya Arkhan dengan kening mengerut.

"banyak hal yang tidak kamu ketahui, Arkhan. Dan semua jawabannya ada di rumah kita. Karena itu, kamu harus pulang.." ucapku, sambil mulai memutar tubuh untuk segera pergi dari hadapan Arkhan.

"tunggu.." Arkhan mencoba menghentikan langkahku.

Tapi aku hanya mengabaikannya. Aku memang sengaja melakukan hal itu, agar Arkhan bersedia untuk kembali ke rumah, setidaknya demi untuk mendapatkan sebuah jawaban.

*****

Seminggu kemudian, Arkhan akhirnya pulang. Kedua orangtua kami sangat bahagia menyambut kepulangan Arkhan.

Namun Arkhan terlihat tidak begitu bahagia. Dia masih terlihat penuh pemberontakan.

"aku tidak ingin berlama-lama disini. Aku hanya butuh jawaban.." ucap Arkhan terdengar sinis.

"jawaban apa?" mama yang bertanya.

"jawaban atas pernyataan Christian tempo hari. Tentang aku adalah anak satu-satunya kalian berdua. Apa maksudnya?" suara Arkhan masih sinis.

Papa dan mama pun akhirnya menjelaskan semuanya. Tentang siapa aku sebenarnya, tentang betapa sayang mereka kepada Arkhan, dan tentang mengapa selama ini mereka membiarkan Arkhan hidup di jalanan.

"kami hanya ingin memberikan yang terbaik buat kamu Arkhan. Dan kamu sangat menyukai kebebasan. Karena itu, kami pun memberi kebebasan penuh padamu. Kami tidak ingin mengganggu kehidupan yang kamu inginkan, tapi kami selalu memperhatikanmu dari kejauhan.." jelas mama mengakhiri ceritanya.

Arkhan terdiam sangat lama mendengar kisah itu. Hatinya mungkin sudah mulai melunak. Apa lagi saat ini Arkhan sudah tumbuh dewasa. Dia pasti tahu yang terbaik untuk hidupnya.

"kami hanya ingin kamu kembali lagi ke rumah ini, Arkhan. Kami tidak akan mengikatmu lagi dengan segala peraturan turun temurun keluarga kita. Kamu bebas memilih jalan hidupmu sendiri. Tapi mama mohon, kamu jangan pergi lagi ya..." suara mama memelas.

Arkhan semakin terdiam. Matanya mulai berkaca.

"Arkhan minta maaf, ma pa..." ucapnya akhirnya.

"kamu tidak perlu minta maaf Arkhan. Kami yang harusnya minta maaf sama kamu.." kali ini papa yang berbicara.

Suasana haru pun terjadi sore itu. Pertemuan kembali antara seorang anak dengan kedua orangtuanya, memang selalu menyentuh hati. Apa lagi mereka sudah terpisah bertahun-tahun.

****

Arkhan kembali tinggal bersama kami. Dia juga mulai kuliah, dengan modal ijazah paket yang papa dapatkan entah dari mana.

Namun apa pun itu, aku merasa sangat bahagia, bisa tinggal bersama Arkhan kembali. Menatap wajah tampannya setiap hari.

Aku memang telah jatuh cinta kepada Arkhan. Aku jatuh cinta dengan sikap pemberaninya. Wataknya yang jauh berbeda dariku, justru membuat aku mengaguminya.

Perasaan itu sebenarnya sudah sangat lama bersarang di hatiku. Namun selama ini aku menganggapnya hanyalah perasaan sayang seorang kakak terhadap adiknya.

Tapi semenjak aku mengetahui kalau aku hanyalah kakak angkatnya, aku mulai menyadari, kalau apa yang aku rasakan terhadap Arkhan adalah sebuah perasaan cinta. Sebuah perasaan ingin memiliki.

Karena itu pada suatu kesempatan aku pun dengan cukup nekat memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya kepada Arkhan.

Arkhan terlihat kecewa mengetahui hal itu. Dia seperti tidak bisa menerima semuanya.

Arkhan pergi meninggalkanku tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Aku merasakan perih dihatiku.

Tapi aku memang sudah tidak bisa lagi memendam perasaanku terhadap Arkhan. Aku terlalu mencintainya.

*****

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba Arkhan menemuiku di kamarku.

"aku minta maaf.." ucapnya pilu.

"kenapa kamu harus minta maaf, Arkha. Aku yang harusnya minta maaf.." balasku lemah.

"aku minta maaf, karena telah berusaha membohongi kamu selama ini.." ucap Arkhan lagi.

"maksud kamu?" tanyaku penasaran.

"aku... aku sebenarnya juga mencintai kamu, Chris. Aku mencintai kamu sudah sejak lama. Kamu adalah laki-laki cinta pertamaku. Aku selalu mengagumi kamu. Kamu yang penurut, kamu yang baik, kamu yang pintar dan... kamu... kamu yang tampan dan juga gagah." suara Arkhan terbata.

Aku menatapnya tanpa kedip. Aku tak percaya.

"sejak aku tumbuh remaja, aku mulai mengkhayalkan hal-hal yang aneh-aneh tentang kamu, Chris. Aku selalu membayangkan bisa berada dalam dekapan kamu setiap malam. Aku merasa tersiksa dengan semua itu. Dan karena itu juga, aku akhirnya pergi. Karena itu juga, aku dengan begitu mudah menerima pengusiran orangtua kita waktu itu."

"aku hanya bisa memendam perasaanku padamu. Dan itu adalah rahasia terkelamku. Aku berusaha untuk membunuh semua rasa itu, karena aku tahu kita bersaudara. Tapi semenjak aku tahu, kalau kita hanya bersaudara angkat, aku jadi punya kekuatan untuk bisa mendapatkan kamu..." cerita Arkhan panjang lebar, yang membuatku kias terkesima.

Sungguh semua ini di luar dugaanku.

"lalu mengapa kamu diam, saat aku mengungkapkan perasaanku padamu waktu itu?" tanyaku akhirnya, setelah lama kami saling terdiam.

"aku merasa sangat terkejut mendengar hal itu, Chris. Aku tak menyangka sama sekali. Aku memang berharap bisa memiliki kamu. Tapi aku tidak ingin kamu tahu, tentang rahasia hatiku yang sebenarnya." jelas Arkhan.

"lalu aku mulai sadar, jika memang kamu mencintaiku, dan kamu juga dengan begitu beraninya mengungkapkan itu semua, mengapa aku masih harus merahasiakan perasaanku padamu. Karena itu, aku datang menemuimu malam ini, Chris. Aku juga ingin kamu tahu, kalau aku juga mencintaimu.." lanjut Arkhan lagi.

Perlahan Arkhan pun melangkah mendekat.

"sudah sangat lama aku ingin mendekapmu, Chris. Izinkan malam ini aku melakukannya.." suara Arkhan lirih.

"kamu bukan saja aku izinkan untuk mendekapku, Arkhan. Kamu boleh melakukan apa saja padaku malam ini. Karena aku juga sangat menginginkannya.." balasku, sambil mulai menarik tubuh kekar Arkhan ke dalam pelukanku.

Aku merasakan tubuh kami bergetar. Dekapan itu terasa hangat. Sehangat mentari menyinari pagi.

Perlahan aku menyentuh pipi Arkhan, lalu membelainya lembut.

"kamu sangat tampan, Akhan. Aku menginginkan kamu malam ini..." bisikku dengan suara berat.

"aku adalah milik kamu malam ini, Chris. Malam ini dan untuk selama-lamanya.." balas Arkhan dengan napas tersengal.

Perlahan kami pun memulai semua itu.

Memulai sesuatu yang selama ini hanya ada dalam khayalan kami.

Sesuatu yang selama ini, hanya kami pendam.

Sesuatu yang sudah lama ingin kami lakukan.

Membelah hutan belantara, mengarungi lautan lepas, terjun ke lembah penuh keindahan.

Menuju tempat terindah, yang menjadi dambaan setiap insan yang sedang dilanda cinta.

Kami berjalan beriringan, melangkah bersama menuju tempat terindah itu.

Tempat dimana hanya ada kami berdua.

Perjalanan itu sungguh indah. Tak terukir kan bahagia ku malam itu, dan aku dapat merasakan kalau Arkhan juga merasakan kebahagiaan yang sama.

Hembusan angin menerpa tubuh kami berdua. Dingin, namun terasa membakar.

Kami saling terikat, tak ingin saling melepaskan.

Hingga akhirnya kami pun sampai pada tempat terindah itu. Dan kami merasa lega. Sangat lega.

Ternyata hal itu jauh lebih indah dari yang pernah kami bayangkan.

Dan kami pun terhempas, sama-sama terhempas..

Dan begitulah kisah cintaku bersama adik laki-laki ku yang gagah itu terjalin.

Sejak saat itu, kami pun saling berjanji untuk saling mencintai, walau akan banyak rintangan yang akan kami hadapi ke depannya.

Namun selagi kami masih punya waktu untuk bersama, menikmati indahnya cinta kami, kami tidak akan pernah menyia-nyiakannya.

*****

Selesai....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Layanan

Translate