Istri Simpanan sang juragan (Kisah sang tukang pijat)

Sebagai seorang tukang pijat, aku memang punya banyak pelanggan, dengan berbagai karakter dan tipe yang berbeda-beda.

Pelangganku ada yang perempuan dan ada juga dari kaum laki-laki.

Sebagai seorang tukang pijat panggilan, aku memang terkadang di tuntut untuk memberi palayanan terbaik pada setiap pelangganku.

Istri simpanan sang juragan

Dan bahkan ada banyak dari pelangganku yang meminta dengan terang-terangan untuk memberi pelayanan plus.

Aku tidak sembarangan memberi pelayanan plus pada pelanggan. Ada beberapa kriteria pelanggan yang bisa aku beri pelayanan plus.

Kriteria pertama adalah pelanggan yang memiliki banyak uang alias orang kaya raya.

Orang kaya biasanya akan memberi bonus uang yang sangat banyak, apa lagi jika pelayananku mampu membuat mereka merasa puas.

Selain kaya, aku juga bersedia memberi pelayanan plus kepada pelangganku yang menurutku sangat menarik secara fisik, terutama yang masih muda dan terlihat bersih.

Salah seorang pelanggan yang sering aku beri kesempatan untuk mendapat pelayanan plus dariku, ialah seorang wanita bernama mbak Widya.

Mbak Widya adalah seorang wanita cantik nan seksi.

Ia tinggal di sebuah rumah mewah di kawasan perumahan elite.

Dari cerita mbak Widya, aku tahu, kalau ia adalah seorang istri simpanan.

Suaminya yang seorang juragan emas, yang memiliki banyak toko emas di kota tersebut, memang sengaja membelikan sebuah rumah untuk mbak Widya.

Sebagai istri simpanan, tentu saja mbak Widya dinikahi oleh suaminya secara diam-diam atau lebih sering di sebut nikah sirih.

Suami mbak Widya hanya mengunjunginya seminggu sekali. Dan hal itu tentu saja menjadikan mbak Widya sebagai seorang istri yang cukup kesepian.

Secara ekonomi kehidupan mbak Widya memang terbilang mewah dan serba ada.

Tapi sebagai seorang perempuan yang sudah bersuami, tentu saja mbak Widya selalu merasa kesepian.

Apa lagi ia tidak di perbolehkan hamil oleh sang suami. Sehingga setelah hampir dua tahun menikah, mbak Widya belum juga memiliki keturunan.

"suami ku takut, kalau aku punya anak, aku pasti tidak akan bisa melayaninya lagi dengan baik. Dan bisa saja ia akan mencari perempuan lain.." begitu cerita mbak Widya suatu malam padaku, saat ia memintaku untuk memijatnya lagi.

"mbak Widya sendiri pengen gak punya anak?" tanyaku berbasa-basi.

"sebagai seorang perempuan tentu saja aku menginginkannya, tapi aku juga tak ingin suamiku meninggalkanku. Karena segala biaya hidupku selama ini suamiku yang menanggungnya. Dan aku masih belum mau melepaskan kehidupan yang mewah ini.." ucap mbak Widya menjelaskan.

Mbak Widya sendiri sebenarnya masih sangat muda, masih 25 tahun.

Mbak Widya berasal dari keluarga yang kurang mampu di desa. Kehidupannya yang selalu kekurangan selama ini lah yang membuat mbak Widya memutuskan untuk menjadi istri simpanan.

"aku bukanlah wanita baik-baik. Dan aku juga ingin merasakan kehidupan yang mewah seperti orang-orang. Dan suamiku mampu memberikan itu semua, meski tentu saja aku harus kehilangan kebebasanku.." cerita mbak Widya lagi.

Sejak sering menggunakan jasaku sebagai tukang pijat, mbak Widya memang selalu terbuka padaku.

Aku juga sangat suka akan keterbukaan mbak Widya tersebut. Setidaknya aku merasa semakin akrab dengannya.

Semakin lama, kami semakin dekat, hingga pelayanan plus yang aku berikan, bukan lagi sekedar hubungan seorang tukang pijat dengan pelanggannya.

Tapi kami melakukan hal itu, berdasarkan rasa suka sama suka. Kami sama-sama menginginkannya.

Sekurangnya hampir dua kali dalam seminggu kami melakukan hal tersebut.

Segala kesepian mbak Widya, di tumpahkannya padaku. Dan aku sangat suka melakukan hal itu bersama mbak Widya.

Selain karena mbak Widya memang cantik dan seksi, ia juga sangat mahir dalam permainan tersebut.

Kami sama-sama menjadi ketagihan. Rasanya sangat puas, ketika kami sama-sama berhasil mencapai puncak keindahan itu.

"kamu sangat hebat, Riki. Aku selalu kalah dalam permainanmu yang penuh sensasi itu ..." ucap mbak Widya setelah kami melakukan pendakian untuk yang kesekian kalinya.

"aku menemukan sesuatu yang tidak ak dapatkan dari suamiku.." lanjutnya.

"mbak Widya juga hebat.." balasku jujur.

Untuk selanjutnya kami akan beristirahat sejenak, lalu kemudian akan memulai lagi permainan tersebut.

Kami memang melakukan hal tersebut, selalu lebih dari satu kali, dan bahkan aku kadang harus menginap di tempat mbak Widya, karena kelelahan.

Mbak Widya juga selalu memberiku tip yang sangat banyak, setiap kali kami selesai melakukan hal tersebut.

Yang membuatku semakin tidak bisa menolak, setiap kali mbak Widya meminta jatah padaku.

Aku semakin terlena dengan hubunganku dengan mbak Widya, demikian juga dengan mbak Widya sendiri.

Hubungan itu semakin lama semakin dalam.

*****

Hampir setahun hubungan terlarang kami berjalan.

Awalnya semua berjalan dengan indah tanpa ada kendala apa pun. Kami selalu bisa mengatur jadwal pertemuan kami, agar tidak di curigai oleh suami mbak Widya.

Tapi setelah hampir setahun, suami mbak Widya mulai curiga.

Seorang pembantu sengaja sang suami titipkan di rumah tersebut, untuk mengawasi gerak-gerik mbak Widya.

Tentu saja hal ini, membuat kami semakin sulit untuk bertemu.

Namun kami tidak kehabisan akal. Hotel adalah alternatif kami untuk bertemu.

Meski tentu saja, intensitas pertemuan kami semakin berkurang, namun tidak mengurangi kepuasan yang kami dapatkan.

Tapi tetap saja, hubungan kami sudah tidak aman lagi.

Sampai akhirnya suami mbak Widya, dengan sengaja memergoki kami yang sedang berada di dalam kamar hotel.

Suami mbak Widya telah mengutus seorang mata-mata, untuk mengawasi hubungan kami tersebut.

Dan pada suatu kesempatan, sang suami pun sengaja mendatangi kamar hotel tempat kami bertemu.

Sang suami pun memerintahkan beberapa orang anak buahnya untuk menghajarku habis-habisan, hingga aku bahkan harus masuk rumah sakit.

Mbak Widya sendiri tidak bisa berbuat banyak. Ia juga di paksa oleh sang suami untuk segera ikut pulang dengannya.

Sejak saat itu aku tidak lagi mendapat kabar dari mbak Widya.

Terakhir aku mendapat kabar, kalau mbak Widya akhirnya memutuskan untuk meninggalkan sang suami dan kembali ke kampung halamannya.

Aku sendiri kembali menjalani kehidupanku sebagai seorang tukang pijat panggilan, karean itulah profesiku.

Dan kisahku bersama mbak Widya, hanyalah sepenggal cerita yang pernah terjadi dalam perjalanan hidupku.

Semua memang harus berlalu, dan aku harus bisa menerima semuanya.

Demikianlah kisahku bersama mbak Widya, istri simpanan dari sang juragan tersebut.

Semoga kisah sederhana ini, bisa memberi pelajaran tersendiri bagi siapa pun yang mendengarkannya.

Bahwa sebuah hubungan yang terlarang, tidak akan pernah ada yang akan bertahan lama.

Karena sebenarnya itu semua bukanlah cinta, tapi hanya rasa ketertarikan secara fisik.

Dan hal itu seharusnya tidak membuat kita, terlalu tenggelam di dalamnya...

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Layanan

Translate