Kisah sang room service (bersama sang aktor laga)

Andre adalah tamu kedua yang harus aku layani, setelah mas Hendrik.

Jika mas Hendrik adalah seorang tentara, maka Andre merupakan seorang aktor laga.

Meski Andre tidak terlalu terkenal, namun ia sudah cukup sering berperan dalam beberapa film layar lebar.

Cerita gay sang penuai mimpi

Aku bahkan salah seorang penggemar beliau, karena aktingnya yang terlihat maksimal pada setiap peran yang ia mainkan.

Walau sebenarnya Andre lebih sering berperan sebagai pemain figuran, namun kematangannya dalam dunia peran sudah tidak bisa diragukan lagi.

Selain itu, Andre juga masih sangat muda. 26 tahun usianya saat ini.

Sebagai seorang aktor laga, tentu saja Andre memiliki paras wajah yang sangat tampan dan terawat dengan baik.

Di dukung pula oleh postur tubuhnya yang tegap dan berotot.

Kulitnya putih dan bersih, karena selalu mendapatkan perawatan yang rutin.

Bibirnya memerah, karena tidak pernah merokok apa lagi minum minuman beralkohol.

Meski hidup dalam dunia glamour para artis ibu kota, kehidupan Andre jauh dari kesan mewah, foya-foya dan hura-hura.

"saya tidak suka pesta, dan sangat tidak suka dengan keramaian.." begitu jelas Andre, saat ia bercerita padaku.

"saya juga tidak terlalu pandai bergaul dan hanya punya beberapa orang teman. Hubungan saya dengan para selebritis lain, hanya sebatas hubungan kerja. Tidak lebih.." lanjutnya terdengar lembut.

Ternyata, meski memiliki tubuh yang terkesan atletis dan kekar, Andre memiliki sisi feminim, yang hanya akan terlihat jika kita berbicara sangat dekat dengannya.

"jika di depan orang-orang, saya memang harus terlihat jantan dan macho. Apa lagi peran yang saya mainkan adalah peran laga.." cerita Andre lagi.

"tapi sebenarnya saya memiliki sisi gelap dalam hidup ini. Dan hal ini tidak pernah saya ceritakan pada siapa pun, kecuali pada mas Derry. Itu pun karena saya menganggap mas Derry bukanlah orang yang suka mengumbar aib orang lain.." lanjut Andre bercerita.

Ya, saya memang tidak terlalu suka ikut campur urusan orang lain, terutama kehidupan pribadi mereka.

Selama mereka tidak mengusik kehidupan saya, tidak ada untungnya bagi saya untuk ikut campur urusan orang lain.

Saya suka melihat keterus terangan Andre padaku malam itu.

Meski kami baru saja saling kenal, namun ia dengan gamblangnya bercerita banyak tentang rahasia kelamnya padaku.

"dulu saya pernah pacaran dengan sesama laki-laki. Bukan artis, sih. Hanya seorang pekerja kantoran. Hubungan kami terjalin selama lebih kurang dua tahun,"

"tapi kemudian, kami harus terpisah karena ia memutuskan untuk menikah dengan gadis pilihan orangtuanya." ucap Andre sambil sedikit menghela napas.

"bukankah hubungan sesama jenis memang tidak akan pernah bertahan lama?" lanjutnya, lebih kepada dirinya sendiri.

"wah.. kalau untuk itu saya kurang paham, Ndre. Karena saya memang tidak pernah mengalaminya..." timpalku pelan.

"mas Derry tidak pernah pacaran sama laki-laki?" tanya Andre, dengan sedikit mengerutkan kening.

"gak pernah lah, Ndre. Saya kan bukan homo. Saya melakukan ini hanya karena tuntutan pekerjaan." balasku terdengar sedikit sengit, seolah ingin membela harga diriku sebagai seorang laki-laki normal.

"sebelum bekerja di sini. Saya selalu berhubungan dengan perempuan. Dan bahkan sekarang saya sudah menikah dan sudah mempunyai dua orang anak.." lanjutku lagi, seperti berusaha meyakinkan Andre akan status ku sebenarnya.

Kali ini Andre menatapku cukup lama. Ia seakan tak percaya dengan apa yang aku ucapkan barusan.

"kenapa? Kamu gak percaya, kalau aku sudah punya istri dan anak?" ucapku bertanya, melihat reaksi Andre tersebut.

Aku segera mengeluarkan handphone-ku, kemudian memperlihatkan photo keluarga kami pada Andre.

Aku memang ingin Andre percaya, dengan apa yang aku katakan padanya.

Andre masih terdiam, setelah ia melihat sekilas photo yang aku perlihatkan padanya.

"berarti mas Derry belum pernah melakukan ini dengan laki-laki?" tanya Andre akhirnya, setelah ia terdiam cukup lama.

"untuk bisa bekerja di sini, aku memang harus melakukannya. Dan aku pernah melakukannya dengan manager-ku, mas Tejo, sebagai salah satu tes, agar aku diterima bekerja di sini." aku menghela napas sejenak.

"kemudian beberapa hari yang lalu, aku juga melakukannya dengan seorang tamu yang meminta pelayanan lebih padaku. Ia seorang tentara.." ucapku melanjutkan.

"jadi mas Derry posisinya apa?" tanya Andre kemudian.

Untuk sesaat aku terdiam. Awalnya aku kurang paham maksud dari pertanyaan Andre barusan.

Namun karena mas Tejo pernah bercerita sedikit tentang beberapa posisi dalam dunia gay, aku bisa mengerti maksud dari pertanyaan tersebut.

"aku bisa berada di posisi mana saja. Tergantung lawan main dan keinginan dari sang tamu.." ucapku akhirnya, yang membuat Andre terlihat manggut-manggut tanda paham.

Aku pun menceritakan sedikit tentang posisiku saat bermain dengan mas Tejo, sang manager. Dan juga posisiku saat berlayar bersama mas Hendrik, sang tentara.

"jadi kamu inginnya aku berada di posisi mana malam ini?" tanyaku mengakhiri ceritaku.

Kali ini Andre tersenyum manis. Bahkan menurutku sangat manis.

"aku ingin merasakan dua-duanya. Bisa?" balas Andre bertanya.

"maksud kamu, kita mainnya secara bergantian?" tanyaku balik.

Andre mengangguk ringan, sambil sedikit menggeser duduknya untuk mulai mendekat.

Berdasarkan pengalamanku dengan mas Tejo dan mas Hendrik, kali ini aku tidak lagi memejamkan mata.

Aku ingin menikmati hal tersebut kali ini. Terutama karena Andre sangat menarik secara fisik.

Kali ini bukan hanya Andre yang memulai, tapi aku juga mencoba untuk lebih membuka diri.

Beberapa hari yang lalu, saat aku selesai melayani mas Hendrik, aku mendapat upah yang menurutku sangat besar dari mas Hendrik.

Karena itu juga, aku ingin membuat Andre merasa puas dengan pelayananku padanya. Setidaknya dengan demikian, aku berharap, Andre juga akan membayar lebih banyak. Bahkan lebih banyak dari yang aku dapat dari mas Hendrik.

Apa lagi mengingat Andre adalah seorang aktor, yang sudah pasti memiliki banyak uang. Dan lagi pula tentu saja ia merasa takut, kalau rahasia hidupnya aku ceritakan pada orang lain.

Meski sebenarnya aku tidak punya niat untuk itu. Tapi setidaknya itu merupakan sebuah kartu mati bagi Andre.

"mas Derry sepertinya sudah berpengalaman.." ucap Andre, saat akhirnya bibirnya terlepas dariku.

Aku membalas ucapan itu dengan sebuah senyuman.

Awal yang baik dengan kesan yang baik. Ucapku membathin.

Aku memang ingin memberi kesan yang mendalam untuk Andre. Aku ingin ia semakin sering menginap di hotel ini, dan meminta aku menemaninya.

Aku mencoba mendekati Andre lagi. Entah mengapa, malam ini aku menjadi sedikit agresif.

Mungkin karena di bandingkan mas Tejo dan mas Hendrik, Andre terkesan lebih menarik di mataku. Dan mungkin juga karena Andre jauh lebih muda dariku.

Atau mungkin sebenarnya, aku sudah terbiasa dengan hal itu.

Entahlah.. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Aku hanya ingin memerankan peranku sebagai orang yang dibayar.

Kali ini kami melakukannya sangat lama. Andre terlihat menjadi kesulitan bernapas, karena aku tidak ingin melepaskannya.

"capek ah, mas..." suara Andre sedikit mendesah, karena harus mengatur napas kembali.

"tapi kamu suka, kan.." ucapku terdengar menggoda.

Andre kembali memasang senyum termanisnya. Sambil sedikit mengangguk malu-malu.

Bak seorang anak perawan, yang baru pertama kali pacaran.

Aku justru menjadi kian penasaran melihat Andre seperti itu.

Jangan-jangan Andre baru pertama kali melakukan hal ini. Bathinku.

Meski pun ia tadi bercerita kalau ia pernah pacaran selama dua tahun, tapi bisa saja selama itu mereka tidak melakukan apa-apa, selain sekedar berpegangan tangan.

Seperti para remaja yang baru pertama jatuh cinta pada umumnya.

Saling suka, saling tertarik. Lalu makan bareng, nonton bareng dan nongkrong bareng. Saling takut untuk memulai melakukan hal yang lebih dari itu.

Cinta monyet! Begitu istilahnya.

*****

"sejujurnya mas, aku memang belum pernah melakukan hal ini. Dulu waktu pacaran, kami hanya sekedar pegangan tangan dan sedikit berpelukan. Itu pun sangat jarang.." Andre berkata jujur akhirnya, setelah aku mencoba memancingnya dengan beberapa pertanyaan.

"mas Derry adalah yang pertama bagiku.." lanjut Andre, dengan sedikit tersipu malu.

"jadi aku pengen, mas Derry yang mengajariku.." Andre berucap lagi.

"aku tahu tentang hotel ini dari seorang teman. Karena itu aku menginap di sini, dan berharap bertemu laki-laki yang sudah berpengalaman.." Andre melanjutkan lagi.

Mendengar cerita Andre barusan, aku merasa tertantang.

Jika mas Tejo dan mas Hendri sangat sudah berpengalaman, bagaimana rasanya dengan Andre yang baru pertama kali melakukannya?

Pasti akan sangat menarik. Pikirku.

Berdasarkan hal tersebut, aku pun semakin berani melakukan aksi ku terhadap Andre.

Kapan lagi bisa melakukan hal ini dengan seorang aktor laga terkenal. Pikirku lagi.

Andre yang memang baru pertama merasakan hal tersebut, beberapa kali harus menggelinjang dengan tubuh yang terus bergetar.

Aku semakin gemas melihatnya seperti itu. Aku jadi ingat saat malam pertamaku dengan istriku.

Antara takut dan menginginkannya. Begitulah kira-kira kesimpulanku pada Andre malam itu.

Dan hal itu justru membuatku jadi semakin ingin menaklukannya.

Aku ingin membawa Andre berlayar dalam biduk keindahan penuh warna.

Aku ingin membuat Andre merasa tidak menyesal, karena telah melakukannya pertama kali denganku.

Aku ingin pengalaman pertama Andre melakukan hal itu, benar-benar berkesan dan tidak akan pernah ia lupakan.

Andre menjerit ringan, ketika akhirnya aku berhasil menembus dinding pertahanannya.

Perlahan namun pasti, ia mulai membuka jalan agar aku lebih leluasa untuk memasukinya.

Dan lama kelamaan, Andre mulai bisa menikmati hal tersebut. Bahkan ia ikut memainkan perannya.

Andre berusaha mengimbangi permainanku, yang membuatku jadi semakin menyukainya.

Berkali-kali ku lihat Andre memejamkan mata sambil menggigit bibirnya sendiri.

Bukan karena sakit lagi, bukan juga karena ia takut.

Tapi karena ia berusaha menikmati setiap detik permainan kami.

Setiap kali aku mendayung, Andre ikut pula untuk mendayung. Sehingga pelayaran kami semakin cepat sampai ke dermaga keindahan.

Dan saat kami sama-sama sampai ke pelabuhan yang penuh warna itu, aku mendengar suara Andre yang meracau tak jelas.

Semakin lama gerakannya semakin tak beraturan.

Aku semakin memacu gerakanku, di iringi jeritan-jeritan kecil tak jelas dari bibir Andre.

Hingga akhirnya pelayaran itu pun berakhir dengan sangat manis dan begitu berkesan.

Untuk pertama kali nya dalam hidupku, aku benar-benar merasa lega.

Meski aku sudah teramat sering melakukannya dengan istriku, tapi rasanya ketika bersama Andre, ada sensasi keindahan berbeda yang aku rasakan.

Andre yang mampu bertahan sangat lama, membuatku seperti menemukan tempat berlabuh yang sesungguhnya.

Dan aku merasa itu adalah salah satu hal terindah yang pernah aku rasakan dalam perjalan hidupku.

"makasih, Ndre..." bisikku, masih dengan napas yang belum beraturan.

Aku benar-benar terkesan, dalam pertempuran tersebut.

"Andre yang makasih, mas. Mas Derry sangat tangguh.." balas Andre, yang masih terbaring di sampingku.

Untuk selanjutnya kami pun akhirnya tertidur dalam kelelahan dan rasa puas yang tak terhingga.

*****

Lewat tengah malam, aku terbangun.

Andre ternyata sudah mulai memainkan perannya kembali.

"aku menginginkannya lagi, mas.." ucap Andre lembut, selembut bibir merahnya yang menempel di pipiku.

Aku tersenyum. Aku pun mulai membuka diri agar Andre lebih leluasa melakukan aksinya.

Dan untuk kedua kali nya malam itu, kami pun kembali berlayar sama.

Berusaha menemukan keindahan itu kembali.

Mendayung lebih lama dalam biduk cinta yang tiba-tiba saja tercipta malam itu.

Bahkan menjelang subuh, kami pun melakukannya lagi.

Aku semakin terkesan dengan Andre. Ia mampu membuatku mencapai puncak keindahan itu berkali-kali hanya dalam satu malam. Hal yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, bahkan dengan istriku.

Ternyata bukan Andre yang mampu aku berikan kesan terbaik, tapi justru sebaliknya, aku yang dibuatnya sangat terkesan dengan kelihaiannya tersebut.

Tiba-tiba saja aku berharap, agar Andre semakin sering menginap di hotel ini.

Terlepas aku di bayar atau tidak, aku akan tetap bersedia melayani Andre.

Setidaknya itulah yang aku rasakan saat ini.

Semoga saja, ini semua hanyalah perasaan sesaat. Bukan sesuatu yang akan menjadi beban di kemudian hari.

*****

Pagi itu, Andre membayarku dua kali lipat dari yang ia janjikan.

Dan nilai itu sangat banyak bagiku.

"kamu gak harus membayarku sebanyak ini, Ndre. Kita sama-sama mendapatkan kepuasan, kok.." ucapku berusaha mengembalikan sebagian uang yang diberikan Andre padaku.

Tapi Andre tetap bersikeras untuk memberikan semua uang itu padaku.

"mas Derry benar-benar memberikanku sebuah pengalaman yang indah. Aku sangat terkesan, mas. Jadi sudah seharusnya aku membayar mas Derry sebanyak itu.." ucapnya, sambil tersenyum manis.

Melihat Andre yang terlihat tulus, aku pun akhirnya menerima semua uang tersebut.

Apa lagi aku juga sangat membutuhkan uang. Orang bank sudah dua kali datang ke rumah.

Aku meminta waktu kepada mereka selama tiga hari. Dan hari ini adalah hari terakhir yang aku janjikan.

Uang yang diberikan Andre lebih dari cukup untuk membayar cicilan rumah kami, setidaknya untuk satu bulan.

"makasih ya, Ndre..." suaraku pelan.

"udah.. santai, mas. Lagi pula itu kan memang hak-nya mas Derry." balas Andre lugas.

Setelah mengucapkan kata perpisahan, aku pun segera keluar dari kamar itu.

Aku harus segera pulang, bukan saja karena jam kerja ku sudah habis, tapi juga karena aku harus segera ke bank, untuk membayar cicilan rumah kami.

Sepanjang perjalanan pulang, aku terus berpikir. Tentang apa yang telah terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini.

Bagaimana mungkin aku akhirnya harus terjebak dalam dunia pelaangi ini?

Di satu sisi hatiku, aku merasa menyesali semuanya.

Namun di sisi hatiku yang lain, aku seakan menemukan sesuatu yang baru dalam hidupku.

Apa lagi semenjak pertemuan singkatku dengan Andre tadi malam.

Pikiranku kembali mengulas kejadian indahku bersama Andre, yang membuatku terkadang tersenyum sendiri.

Akh... aku tak mungkin jatuh cinta sama Andre.

Tapi aku juga tidak bisa membohongi hatiku sendiri, kalau aku sangat berharap bisa bertemu Andre lagi.

"apa kita akan bertemu lagi, mas?" terngiang kembali pertanyaan Andre pagi tadi, saat aku hendak permisi untuk pulang.

"semua terserah kamu, Ndre. Aku selalu stay di hotel ini, kok. Kalau kamu mau ketemu, ya kamu harus menginap di sini.." jawabku dengan nada datar.

Andre kembali memasang senyum termanisnya.

"emangnya mas Derry masih mau melayani saya, kalau saya kesini lagi?" tanya Andre lagi.

"ya jelas mau lah.. Apa lagi bayarannya sebanyak ini.." jawabku, sambil memperlihatkan uang yang masih aku pegang.

Walau sejujurnya, itu semua tidak sepenuhnya benar.

Karena aku juga ingin Andre kembali ke sini. Bukan saja karena aku di bayar lebih, tapi juga jarena aku mulai menyukai sosok Andre.

Apa lagi kesan yang ia berikan tadi malam, benar-benar membuatku terlena.

Aku menarik napas berat. Sekuat mungkin aku menahan perasaanku.

Ini tidak boleh terjadi. bathinku tiba-tiba.

Aku tidak boleh menyukai Andre, apa lagi sampai jatuh cinta padanya.

Bukan saja karena aku sudah punya istri dan anak, tapi juga karena Andre adalah seorang laki-laki.

Hubungan seperti apa yang bisa terjalin, antara dua orang laki-laki.

Jelas itu sebuah kesalahan. Dan aku tidak boleh larut dalam sesuatu yang sudah jelas-jelas salah.

Sekali lagi, aku berharap, semoga ini semua hanyalah sebuah perasaan sesaat, yang hadir karena kesan yang begitu indah.

Aku tidak boleh terlarut di dalamnya. Dan lagi pula belum tentu Andre juga merasakan hal yang sama.

Mengingat ia adalah seorang aktor laga ternama. Tentu saja, Andre tidak mau namanya tercoreng, karena ketahuan berhubungan denganku.

Akh... aku semakin bingung dengan hidup ini.

Dan perjalananku masih sangat panjang.

Masih banyak tamu laki-laki lain, yang mungkin saja harus aku layani.

Karena itu adalah bagian dari pekerjaanku.

Sebagian hatiku masih berharap, semoga saja ini semua segera berakhir.

Ya, semoga saja...

Bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Layanan

Translate