Curahan hati seorang aktor (sesama aktor)

Sebagai seorang aktor ternama, aku memang memiliki kebebasan yang sangat terbatas.

Setiap gerak-gerik-ku selalu menjadi perhatian publik, terutama para wartawan pengincar berita.

Kadang aku merasa, aku hampir tidak punya privacy sama sekali.

Orang-orang selalu memperhatikan hampir setiap langkahku.

Kemana aku pergi? Dengan siapa aku pergi? Dan dengan siapa aku dekat saat ini?

Selalu saja akan muncul di media-media sosial, tentang semua peristiwa yang terjadi dalam hidupku.

Aku tidak membenci dunia selebriti, aku malah mengingingkannya sejak lama. Hanya saja aku tidak pernah menyangka, jika kehidupanku sebagai seorang aktor akan menjadi pusat perhatian.

Aku juga tidak ingin melepaskan semua ini begitu saja. Selain karena saat ini aku memang sedang berada di atas daun dan juga sedang banyak job, aku juga sudah memperjuangkan hal ini sejak lama.

Aku memulainya benar-benar dari nol. Dari aku yang tidak di kenal siapa-siapa, hingga aku menjadi seseorang yang terkenal seperti saat ini.

Sudah banyak film-film dan sinetron-sinetron yang aku perankan sebagai pemeran utama.

Aku juga sudah punya banyak penggemar, kehidupan yang mapan dan pergaulan yang luas.

Sebenarnya kehidupanku sebagai seorang aktor juga cukup nyaman. Hanya saja ada saat dimana aku hanya ingin menjadi diriku sendiri. Tanpa akting, tanpa kepura-puraan.

Namun aku sudah kehilangan semua itu. Bukan saja karena jadwal-ku yang padat, tapi juga karena aku selalu menjadi sorotan publik saat ini.

Sebut saja namaku Gito, bukan namaku yang sebenarnya.

Saat ini aku sudah berusia 25 tahun lebih. Aku menjadi aktor sudah hampir lima tahun. Namun baru sekitar dua tahun belakangan ini, namaku sudah mulai di kenal banyak orang.

Aku memulainya dari ikut berbagai casting untuk berbagai peran, hingga aku mendapatkan peran-peran kecil di beberapa film, dan kemudian karena akting-ku yang cukup bagus, aku pun di percaya untuk mulai berperan sebagai pemeran utama.

Sejak film pertama yang aku perankan sebagai pemeran utama, yang berhasil meraih berbagai penghargaan, namaku sudah mulai dikenal publik. Hingga peran-peran berikutnya semakin banyak berdatangan.

Aku pun mulai sibuk menikmati dunia peranku, hingga aku hampir tidak punya waktu untuk diriku sendiri.

Aku memang seorang perantau, karena aku berasal dari sebuah kampung yang cukup jauh dari ibu kota.

Di ibu kota ini aku tinggal sendirian. Aku memang sudah bertekad untuk mengadu nasib di kota besar ini. Dan sepertinya perjuanganku tidak sia-sia. Sekarang aku sudah punya apartemen sendiri, mobil mewah dan keuangan yang jauh lebih dari pada cukup.

Sebagian dari hasil kerjaku memang aku kirimkan ke kampung untuk membantu perekonomian keluargaku di kampung.

Hidupku sebenarnya baik-baik saja dan bahkan aku sangat merasa bersyukur akan kehidupanku saat ini.

Tapi ada satu hal dalam diriku yang selama hanya aku pendam sendiri.

Satu-satunya rahasia dalam hidupku yang tidak pernah diketahui oleh siapa pun.

Sejak aku beranjak remaja aku sudah menyadari kalau aku punya selera yang berbeda dari laki-laki pada umumnya.

Ketika SMA, aku pernah jatuh cinta pada salah seorang seniorku. Meski tentu saja, aku hanya bisa memendamnya. Karena orang yang aku cintai tersebut adalah seorang laki-laki, sama sepertiku.

Menyadari akan hal tersebut, aku mulai menyibukan diriku dengan melakukan berbagai kegiatan positif, agar aku tidak terlalu larut dalam dunia tersebut.

Aku memang berhasil melupakan sosok laki-laki seniorku tersebut, tapi aku tetap tidak bisa merasa tertarik pada lawan jenis-ku.

Berkali-kali aku mencoba untuk mendekatkan diri pada sosok perempuan, tapi tetap saja yang ada dala pikiranku adalah seorang laki-laki.

Aku bahkan pernah mencoba pacaran dengan seorang perempuan, tapi setelah berbulan-bulan aku tetap saja tidak merasakan perasaan apa-apa terhadap pacarku. Hingga aku pun akhirnya memutuskan pacarku, karena aku tidak ingin menyiksa diriku sendiri dan menyiksa perasaan pacarku.

Setelah disibukkan oleh kehidupanku yang baru sebagai aktor terkenal, aku semakin tidak punya waktu untuk memikirkan soal pacaran.

Tapi sebagai seorang aktor yang cukup terkenal, tentu saja banyak yang bertanya-tanya tentang hubungan asmaraku.

'tampan-tampan kok jomblo..' begitu salah satu komentar netizen padaku, saat aku mengakui kalau aku sedang tidak dekat dengan siapa pun.

Menjadi seorang selebriti ternama memang memiliki banyak resiko. Salah satunya ialah kita harus menghadapi berbagai komentar dari para netizen. Baik itu komentar positif atau pun komentar-komentar negatif.

Apa lagi jika kita punya wajah yang tampan, tapi tidak punya pacar, pasti para netizen akan sibuk mengomentari hidup kita.

Kadang aku merasa risih juga mendengar komentar-komentar tersebut. Karena bukan satu dua kali dan bukan satu dua orang yang berkomentar seperti itu.

Aku bukannya tidak mau pacaran, setidaknya untuk mengubah status jomblo-ku di depan publik. Tapi sampai saat ini, tidak ada seorang wanita cantik pun yang bisa membuatku jatuh hati.

Karena aku memang tidak punya ketertarikan pada perempuan. Justru aku lebih tertarik kepada para selebritis pria yang berwajah tampan dan bertubuh atletis.

****

"besok jadi, kan, To?" tanya salah seorang rekan seniorku, sebut saja namanya Antonio.

Antonio merupakan seorang aktor senior, usianya sudah mencapai kepala tiga.

Antonio juga seorang aktor yang cukup terkenal, ia sudah membintangi berbagai film dan sinetron.

"iya, jadi. Kan sudah pesan tiket.." jawabku lugas.

Aku dan Antonio memang berencana untuk pergi liburan ke Paris selama beberapa hari. Hanya kami berdua.

Meski sudah berusia 30 tahun dan memiliki kehidupan yang sangat mapan, Antonio juga belum menikah.

Tapi selama ini Antonio terkenal sebagai sosok yang suka gonta-ganti pacar.

Aku dan Antonio memang cukup dekat. Selain sebagai senior, Antonio juga sudah aku anggap sebagai sahabat. Dari sekian banyak rekan-rekan sesama artis, Antonio satu-satunya orang yang paling dekat denganku.

Karena itu juga kami berencana untuk pergi liburan berdua. Kebetulan juga aku belum pernah sampai ke Paris, salah satu kota yang menjadi impianku sejak lama.

Dan sesuai rencana, dua hari kemudian kami pun terbang ke Paris.

Sesampai di Paris, kami pun menginap di sebuah hotel mewah di tengah-tengah kota Paris.

Kami menyewa dua buah kamar, untuk kami tempati masing-masing selama beberapa hari ke depan.

Pada malam pertama kami menginap di sana, aku tak sengaja melihat Antonio membawa seorang pria bule masuk ke kamarnya.

Awalnya aku berpikir kalau pria bule tersebut adalah salah seorang teman Antonio. Tapi aku mulai curiga, saat aku tahu kalau pria bule tersebut justru menginap di kamar Antonio. Hal itu aku ketahui ketika paginya, pria bule itu baru keluar dari kamar Antonio.

"siapa laki-laki yang menginap di kamar kamu semalam, Ton?" tanyaku ketika kami sama-sama sarapan.

"laki-laki semalam? Kamu melihatnya?" Antonio justru balik bertanya.

Aku mengangguk ringan, "tak sengaja, sih" ujarku polos.

"oh, dia laki-laki bayaran." jawab Antonio tegas.

"laki-laki bayaran untuk apa?" tanyaku dengan nada heran.

"ya.. untuk tidur denganku lah.." balas Antonio terlihat santai.

"maksud kamu?" tanyaku semakin heran.

"kamu gak usah berlagak polos gitu lah, To. Kamu pasti tahu maksud ku apa.." jawab Antonio lagi masih dengan nada santai.

"tapi dia kan laki-laki?" ucapku dengan ragu.

"iya. emang kenapa?" Antonio justru balik bertanya.

"gak kenapa-kenapa, sih. Cuma... apa kamu penyuka sesama jenis?" aku bertanya lagi, kali ini keningku berkerut dua kali lipat dari biasanya.

Di luar dugaan, Antonio justru mengangguk mantap. Ia terlihat tanpa beban.

"tapi bukannya selama ini kamu selalu pacaran dengan banyak perempuan?" tanyaku lagi.

"itu hanya topeng, To. Dan di sini aku bisa membuka topengku sendiri. Di sini aku bebas menjadi diriku sendiri.." balas Antonio terdengar mantap.

Aku terdiam. Aku benar-benar tidak menyangka sama sekali, jika laki-laki segagah dan setampan Antonio justru punya selera terhadap laki-laki.

Akh, lalu apa bedanya denganku? Bathinku bertanya.

"dan gimana dengan kamu sendir?" tanya Antonio tiba-tiba, setelah kami terdiam sesaat.

"aku? aku ... aku jelas suka perempuan lah.." balasku berbohong.

Biar bagaimana pun aku belum berani untuk jujur pada Antonio, meski Antonio sendiri sudah begitu terbuka padaku.

"kamu yakin suka perempuan? Kamu bahkan belum pernah pacaran.." timpal Antonio, yang membuatku sedikit salah tingkah.

"pernah, kok. Dulu.." jawabku cepat.

"iya. Tapi kan cuma sekali dan itu pun gak sampe satu tahun.." ucap Antonio lagi.

Aku terdiam kembali. Lalu segera bangkit untuk berdiri dan berlalu dari tempat tersebut. Tak berniat untuk melanjutkan pembicaraan tersebut.

*****

Malam itu, tiba-tiba Antonio masuk ke kamarku.

"ada apa, Ton?" tanyaku berbasa-basi.

"gak ada apa-apa. Cuma pengen ngobro aja sama kamu.." jawab Antonio, sambil ia duduk di sisi ranjang.

"kamu gak takut, Ton. Kalau suatu saat kelakuan kamu tersebut diketahui orang-orang?" tanyaku, setelah beberapa saat kemudian.

Aku sebenarnya masih penasaran. Kenapa Antonio bisa memiliki ketertarikan pada laki-laki. Padahal sebagai laki-laki, ia terlihat sangat sempurna.

"selama ini aku selalu memilih untuk pergi liburan sendiri. Semua itu aku lakukan, agar aku bisa menikmati hal tersebut, tanpa diketahui siapa pun. Ke kota mana pun aku berlibur, aku selalu mencari laki-laki bayaran untuk bisa menumpahkan hasratku tersebut." cerita Antonio.

"hingga saat ini, hanya kamu satu-satunya yang mengetahui siapa aku sebenarnya, To. Itu karena aku menganggap kamu adalah orang yang bisa dipercaya. Jadi aku harap kamu bisa memegang kepercayaanku ini.." lanjut Antonio.

"aku.. aku juga pengen cerita sesuatu sama kamu, Ton. Tapi aku harap kamu juga bisa aku percaya.." ucapku kemudian.

"kamu cerita aja, To. Aku jamin rahasia kamu aman sama ku.." balas Antonio.

"aku.. aku ... aku juga sebenarnya penyuka sesama jenis, Ton." suaraku bergetar.

Aku memang berencana untuk jujur pada Antonio. Mengingat Antonio juga seorang gay, dan terlebih karena aku juga butuh teman untuk menceritakan ini semua. Selama ini aku merasa tersiksa karena selalu memendamnya sendiri. Aku butuh orang yang bisa aku percaya untuk mendengarkan ceritaku, dan Antonio saat ini adalah orang yang tepat.

Antonio terlihat tidak begitu kaget mendengar pengakuanku barusan. Sepertinya ia sudah menduga hal tersebut.

"tapi sejujurnya aku belum pernah melakukan hal tersebut dengan siapa pun, Ton. Jadi aku juga ingin merasakannya. Aku juga ingin kamu mencarikan aku laki-laki bayaran di sini.." lanjutku merasa mulai santai.

Terus terang aku merasa cukup lega telah berani untuk jujur pada Antonio, terutama pada diriku sendiri.

"kalau kamu memang ingin mencobanya, kenapa kamu tidak mencobanya saja denganku?" balas Antonio, yang membuatku sedikit membelalakan mata.

"dengan kamu? emangnya kamu mau?" tanyaku kembali bergetar.

"sebenarnya aku sudah lama menaruh perasaan padamu, To. Tapi tentu saja aku tidak berani untuk mengungkapkannya padamu. Karena setahuku selama ini, kamu adalah laki-laki normal."

"namun karena kamu sudah jujur tentang dirimu yang sebenarnya, aku jadi punya keberanian untuk mengatakan perasaanku padamu. Aku suka sama kamu, To." jawab Antonio panjang lebar.

Aku terdiam kembali. Aku tak menyangka kalau Antonio punya perasaan padaku selama ini, sama hal aku tidak menyangka kalau ia adalah seorang gay.

"tapi kalau kamu gak tertarik sama saya, gak apa-apa kok, To. Saya akan carikan pria bayaran buat kamu malam ini.." Antonio berucap lagi, melihat aku yang hanya terdiam.

"aku gak tahu pasti apa yang aku rasakan sebenarnya, Ton. Selama ini aku selalu berusaha untuk menutup hatiku rapat-rapat, hingga tak membiarkan siapa pun untuk masuk. Baik itu perempuan mau pun perempuan." ucapku akhirnya, setelah berpikir sejenak.

"tapi kalau memang kamu mau, aku juga mau mencobanya dengan kamu, Ton. Dari pada aku harus melakukannya dengan orang yang tidak aku kenal. Apa lagi ini adalah pertama kali aku mencobanya.." lanjutku.

Antonio tersenyum senang mendengar kalimatku barusan.

"tapi seperti yang aku katakan aku belum pernah melakukannya. Jadi aku ingin, kamu yang mengajari aku, Ton." aku berucap lagi.

"kamu tenang saja, To. Aku pasti akan memperlakukanmu dengan lembut. Kamu pasti tidak akan menyesal, karena telah memilih aku menjadi orang pertama yang melakukannya denganmu.." balas Antoni terdengar berusaha meyakinkanku.

"aku juga tidak tahu harus berperan sebagai apa di sini, Ton. Karena aku tidak pernah benar-benar memikirkan hal tersebut. Yang aku tahu selama ini, aku hanya suka mengkhayalkan sosok laki-laki yang aku kagumi.." ucapku lagi.

"malam ini kita akan mengetahuinya, To. Apa peran kamu sebenarnya. Karena aku sendiri bisa berperan sebagai apa saja yang kamu inginkan.." balas Antonio kemudian.

Antonio pun mulai melakukan aksinya padaku. Meski dengan sedikit risih, aku mencoba menerima perlakuan Antonio padaku malam itu.

Hal yang selama ini hanya ada dalam khayalku, malam ini benar-benar menjadi nyata.

Antonio benar-benar sudah berpengalaman, yang membuatku semakin terkesan.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, akhirnya aku bisa merasakan hal tersebut. Dan aku merasakan sebuah sensasi keindahan yang luar biasa malam ini.

Sungguh sebuah kesan yang teramat indah yang telah Antonio berikan padaku. Dan aku terlena.

Aku terlena dalam lautan cinta yang penuh warna keindahan.

Aku terbuai dalam gelora asmara yang selama ini hanya ada dalam lamunanku.

"terima kasih, Antonio.." bisikku, ketika semua keindahan itu pun berakhir.

Antonio membalas dengan sebuah senyuman yang tiba-tiba saja terlihat manis di mataku.

****

Malam-malam selanjutnya, kami lebih sering menghabiskan waktu berdua di kamar.

Sepertinya Antonio benar-benar berhasil membuatku ingin selalu melakukannya.

Hingga masa liburan kami pun berakhir.

"aku harap, setelah ini kita masih tetap bisa bersama, Gito." begitu ucap Antonio, sesaat sebelum kami keluar dari hotel, untuk segera menuju bandara.

"tapi ... apakah nanti di Indonesia kita tetap bisa melakukannya dengan aman?" tanyaku.

"sepertinya kita memang harus sering-sering pergi liburan berdua, To. Supaya lebih punya banyak waktu untuk bisa melakukannya lagi.." ucap Antonio, seakan mengabaikan pertanyaanku barusan.

"jadi saat kita berada di Indonesia, atau pun saat kita berada di kehidupan kita masing-masing, kita bisa menjaga diri agar tidak terlalu mengundang kecurigaan orang-orang.." lanjut Antonio lagi, yang membuatku mulai paham maksud dari kalimatnya barusan.

Ya, seperti yang aku duga, Antonio jelas tidak ingin hubungan kami diketahui oleh siapa pun. Yang artinya jika kami sudah kembali ke kehidupan artis kami, kami harus kembali menjadi orang lain.

"kita harus tetap bisa mempertahankan topeng kita di depan orang-orang, To. Setidaknya demi menjaga nama baik kita dan juga demi menjaga karir kita sebagai seorang aktor. Karena jika ada yang mengetahuinya, kehidupan kita berdua akan hancur, To. Aku harap kamu memahami ini.." Antonio berucap, sambil mulai melangkah keluar.

Aku paham. Aku sangat paham dengan apa yang dimaksud oleh Antonio. Hanya saja di dalam hatiku bertanya.

Sampai kapan semua ini akan terus terjadi?

Sampai kapan kami mampu menipu orang-orang?

*****

Waktu masih terus bergulir. Kami berdua kembali disibukan oleh kegiatan kami masing-masing.

Meski pun pada waktu-waktu tertentu kami juga punya kesempatan bertemu, namun pertemuan kami hanya sebatas pertemuan dua orang sahabat. Seperti yang orang-orang ketahui selama ini.

Tapi beberapa bulan kemudian, kami kembali membuat janji, untuk melakukan liburan berdua lagi.

Kali ini ke negara yang berbeda dan kota yang berbeda.

Tentu saja, kami pun kembali melakukan hal tersebut.

Kami manfaatkan waktu liburan kami, untuk saling melepaskan rindu. Melepaskan segala hasrat yang sudah terpendam selama berbulan-bulan.

Dan hal itu terus terjadi selama beberapa tahun.

Sampai akhirnya Antonio pun memutuskan untuk menikah. Meski hatiku sakit sebenarnya menerima keputusan Antonio tersebut. Tapi aku harus bisa merelakannya. Karena biar bagaimana pun, pada akhirnya kami memang harus menikah.

Bukan saja karena kami harus memenuhi keinginan keluarga kami, dan juga keinginan dari para penggemar kami, tentu saja juga karena kami harus menjalankan kodrat kami sebagai seorang laki-laki.

Sejak menikah, Antonio tidak pernah lagi berhubungan denganku. Ia sudah disibukan dengan keluarga barunya.

Namun aku sendiri, masih sering melakukan perjalanan liburan sendiri. Dan aku juga menyempatkan untuk menyewa laki-laki bayaran di kota yang aku kunjungi. Seperti yang sering Antonio lakukan, ketika ia belum bersamaku.

Aku hanya ingin menikmati masa-masa lajangku, sebelum akhirnya aku juga harus memilih untuk menikah nantinya.

Namun yang pasti saat ini aku harus bisa menikmati hidupku dengan cara ku dan menjadi diriku sendiri.

Memakai topengku lagi saat kembali menjalankan pekerjaanku, dan akan membuka topengku saat aku punya waktu untuk liburan sendiri.

Dan begitulah kisahku.

Kisahku bersama salah seorang aktor senior dan juga kisahku yang merupakan seorang aktor penyuka sesama jenis.

Aku tidak tahu, sampai kapan aku akan seperti ini?

Namun yang pasti, suatu saat kelak aku pasti akan berubah..

Semoga saja..

****

Selesai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Layanan

Translate