Nama ku Rusdi. Dan ini adalah kisah ku.
Aku masih berusia 22 tahun, masih kuliah. Aku kost di sebuah rumah kost tak jauh dari kampus tempat aku kuliah.
Aku anak kedua dari kami tiga bersaudara. Kakak ku perempuan sudah menikah, sedangkan adik laki-laki ku masih SMA. Ayah ku adalah seorang petani di kampung, begitu juga ibu ku.
Kehidupan keluarga kami memang sangat sederhana. Aku beruntung bisa kuliah, sementara kakak ku hanya bisa sekolah sampai lulus SMA, lalu kemudian ia pun menikah. Dan sekarang sudah punya dua anak.
Sebagai anak kost, yang berasal dari keluarga kurang mampu, aku memang harus hidup hemat. Kiriman uang dari orangtua ku hanya cukup untuk bayar uang kuliah, bayar uang kost dan untuk makan ku sehari-hari. Kadang itu pun aku harus sangat berhemat.
Pernah pada suatu saat, orangtua ku mengirim uang untuk ku, hanya separoh dari biasanya. Karena pendapatan mereka memang sedang menurun. Aku di minta untuk lebih sabar dan tetap berhemat.
Padahal saat itu, aku sedang butuh uang untuk membeli beberapa keperluan peralatan kuliah ku. Hingga aku harus menunggak untuk pembayaran kost ku bulan itu.
Tante Della, yang merupakan pemilik kost, sudah dua kali memperingatkan ku untuk segera membayar uang kost.
"saya benar-benar minta maaf, tante. Saya belum bisa bayar uang kost untuk bulan ini. Karena uang yang di kirimkan orangtua ku, hanya cukup untuk biaya aku makan." jelas ku kepada tante Della.
"tumben kamu menunggak bulan ini, Rusdi. Biasanya pembayaran kamu selalu lancar." ucap tante Della pelan.
"iya, tante. Pendapatan orangtua ku sedang menurun, dan aku juga sedang banyak kebutuhan." balasku lemah.
"tante bisa memakluminya. Tante bahkan bisa membebaskan kamu untuk tidak membayar uang kost untuk bulan ini." ucap tante Della lagi.
"terima kasih, tante." balasku merasa cukup senang.
"tapi kamu jangan senang dulu. Tante punya permintaan sama kamu. Kalau kamu tidak bisa bayar uang kost bulan ini, kamu harus bisa memenuhi keinginan tante." ucap tante Della kemudian.
"keinginan apa, tante?" tanya ku polos.
"nanti malam kamu datang ke rumah ku ya.." ucap tante Della ringan.
"ngapain tante?" tanya ku lagi.
"nanti kamu juga tahu, tapi kamu jangan cerita sama siapa-siapa soal ini." balas tante Della, sambil ia pun berlalu.
Aku terdiam dan terus berpikir. Entah apa maksud tante Della meminta ku untuk datang ke rumahnya malam-malam.
Tante Della memang seorang janda. Suaminya kabur bersama perempuan lain, beberapa tahun yang lalu. Dari pernikahannya tersebut, tante Della sudah punya seorang anak laki-laki, yang saat ini sedang kuliah di luar negeri. Tante Della mungkin sudah berusia hampir 45 tahun. Setidaknya begitulah yang aku ketahui tentang tante Della.
*****
Malam itu, aku pun memenuhi permintaan tante Della untuk aku datang ke rumahnya diam-diam.
Sesampai di sana, tante Della mempersilahkan aku masuk.
Dengan perasaan kikuk, aku pun masuk ke rumah mewah itu. Setahu ku tante Della memang hanya tinggal sendirian di rumah ini. Selain karena anaknya yang sedang kuliah di luar negeri, tante Della juga tidak punya pembantu.
"saya memang lebih suka mengurus rumah ini sendiri, lagi pula saya juga gak punya kesibukan." begitu alasan tante Della, saat aku bertanya tentang hal tersebut.
Meski pun sudah berusia hampir 45 tahun, secara fisik, tante Della masih cukup menarik. Apa lagi ia sangat rajin merawat tubuhnya.
"sekarang saya sudah di sini, tante. Selanjutnya apa yang tante inginkan dari saya?" tanya ku kemudian.
"kamu ingin dibebaskan dari uang kost untuk bulan ini, kan?" ucap tante Della membalas.
"iya, tante." jawab ku jujur.
"kalau begitu, kamu harus menemani saya malam ini." ucap tante Della kemudian.
"maksudnya, tante?" tanyaku tak mengerti.
"kamu gak usah pura-pura gak paham. Kamu pasti ngerti maksud tante apa." balas tante Della.
Seketika aku pun mulai mengerti maksud dari ucapan tante Della tersebut. Tapi aku hanya tidak menyangka, kalau tante Della, akan meminta aku untuk melakukan hal tersebut dengannya.
"tapi aku... aku takut, tante.." ucapku terbata.
"kamu gak usah takut. Kalau kamu gak mau, berarti malam ini kamu harus membayar uang kost." balas tante Della tajam.
"baiklah, tante. Jika itu bisa melunasi uang kost saya. Tapi jujur saja, saya masih awam dalam hal ini, tante." ucapku akhirnya.
"kalau untuk itu, kamu tenang aja. Tante akan beri kamu pengalaman yang tidak akan pernah kamu lupakan seumur hidup mu." ucap tante Della, sambil mulai mendekati ku.
Aku merasa kaku tiba-tiba. Keringat dingin, mulai membasahi tubuhku. Aku benar-benar belum siap untuk hal ini. Tapi demi melunasi uang kost, aku harus melakukannya.
Beruntunglah tante Della sangat mengerti akan kekakuan ku. Sehingga dia yang berperan aktif dalam hal tersebut. Sementara aku hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan tante Della padaku malam itu.
****
Sesuai janjinya, tente Della tidak lagi meminta uang kost padaku untuk bulan ini. Aku merasa lega. Setidaknya aku tidak lagi harus merasa pusing, memikirkan uang untuk membayar kost bulan ini.
Meski jujur saja, aku benar-benar merasa telah kehilangan harga diri ku sebagai seorang laki-laki. Tapi aku tidak punya pilihan lain saat ini. Dan lagi pula, aku juga merasa sangat terkesan dengan tante Della. Biar bagaimana pun, itu adalah pengalaman pertama ku bisa merasakan hal tersebut.
"nanti kalau kamu gak punya uang lagi untuk bayar kost, kamu bisa datang ke sini lagi ya.." tawar tante Della malam itu, sesaat sebelum aku pamit untuk pulang.
Ah, aku benar-benar tidak tahu, harus berkata apa lagi. Sejujurnya, tawaran itu sebenarnya cukup menarik. Toh, aku juga tidak dirugi kan sama sekali.
Jadi mungkin ke depannya, aku memang akan selalu berpura-pura tidak punya uang untuk bayar kost. Dengan begitu, uang kiriman dari orangtua ku, bisa aku manfaatkan untuk membeli keperluan ku yang lain.
Tante Della mungkin akan mencurigai ku, tapi gak apa-apa. Lagi pula tante Della, sepertinya juga menginginkan hal tersebut. Jadi sebenarnya kami akan saling memanfaatkan.
Tante Della memanfaatkan ku, untuk mengisi kesepiannya, dan aku memanfaatkannya untuk dapat kost gratis. Dan menurutku hal itu cukup setimpal.
*****
Hari-hari pun terus berlalu. Keadaan pun sebenarnya sudah kembali normal. Orangtua ku sudah mengirim uang padaku sebanyak biasanya. Uang itu sebenarnya juga cukup, untuk membayar kost.
Tapi seperti yang aku rencana kan, aku pun berpura-pura dan mengaku tidak punya uang kepada tante Della. Dan tante Della sepertinya juga percaya. Karena itu, sekali lagi ia pun meminta aku untuk memenuhi keinginannya.
Berbulan-bulan hal itu terus terjadi. Aku selalu mengaku tidak punya uang kepada tante Della. Dan setiap kali itu pula, aku harus memenuhi keinginannya.
Aku mulai terbiasa dengan semua itu. Aku bahkan mulai merasa kec4nduan dengan tante Della. Bahkan kadang dalam satu bulan, bukan hanya sekali hal itu terjadi.
"anggap saja bonus, tante." ucapku kepada tante Della beralasan, ketika ia bertanya kenapa aku mengunjunginya lebih dari satu kali dalam satu bulan.
"kamu sebenarnya gak punya uang untuk bayar kost, atau sengaja, karena kamu memang menginginkan hal ini?" tanya tante Della penuh selidik.
"sebenarnya bisa jadi karena kedua-duanya, tante." balasku sedikit jujur.
"oh, jadi kamu juga menginginkan hal ini sekarang?" ucap tante Della, dengan sedikit tersenyum.
"ya udah, tante sih gak masalah. Tante malah suka..." lanjut tante Della, setelah melihat aku hanya terdiam.
Dan sejak saat itulah, aku tak pernah lagi membayar uang kost pada tante Della. Setidaknya aku tidak membayar dalam bentuk uang. Tapi dalam bentuk yang lain.
Begitulah kisah hidup yang aku jalani hingga saat aku lulus kuliah. Setelah aku lulus kuliah dan mulai bekerja, aku tak lagi kost di tempat tante Della. Dan aku juga tak pernah lagi bertemu dengannya.
Kisah ini terjadi sekitar tahun 2014 sampai tahun 2017.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar